Kamis, 23 Desember 2010
Ikut survey berhadiah HP Samsung Galaxy 5
survei DETIK.COM berhadiah 1 buah iPad, 2 buah HP Samsung Galaxy 5 http://de.tk/KwPAE
Selasa, 14 Desember 2010
8 Siswa SMA Ikut Sunburst Youth Camp
Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Nasional Suyanto melepas keberangkatan delapan siswa sekolah menengah atas (SMA) untuk mengikuti Sunburst Youth Camp (SYC). Kegiatan SYC dilaksanakan pada 5-11 Desember 2010 di Singapura.
Program tersebut diselenggarakan Singapore Technologies Endowment Program (STEP). Tujuannya untuk menjalin kerja sama dan persahabatan di antara siswa dari negara-negara se-ASEAN, China, India, dan Inggris. Materi kegiatannya ada yang bersifat akademik, seni dan budaya, olahraga dan sebagainya.
Menurut Suyanto, SYC dapat membentuk karakter siswa menjadi lebih kuat dan hebat. "Permainan di SYC itu, kalian harus ikuti dengan baik dan selalu percaya diri, saya yakin itu sudah didesain sesuai dengan perkembangan jiwa kalian, kemampuan tantangan dan sebagainya.," katanya ketika menerima delapan siswa tersebut Jumat, (3/12) di Gedung E lantai 5, Kemdiknas..
Delapan siswa yang ikut SYC adalah Ihvan Pahrevy dari SMAN 12 Jakarta, Rizky Prayogo Rahmadan dari SMAN 1 Bogor Jawa Barat, Muhammad Rizaldy Yusuf dari SMAN 10 Surabaya Jawa Timur, Whempy Gusti Mario dari SMAN 8 Jakarta, Monica Bella Adiputri dari SMAN 1 Cilegon Banten, Siti Fadillah Azalia dari SMAN 1 Bukittinggi Sumatera Barat, Dinnie Putri Prastiwi dari SMAN 3 Purwokerto Jawa Tengah, dan Rifka Annisa Ulfah dari SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Mereka akan didampingi oleh Muamar Surawidarto, pembantu pimpinan Subdit Program, Kemdiknas.
Delapan peserta itu hasil seleksi yang dilakukan langsung oleh panitia SYC. Mereka dipilih dari 18 siswa yang datanya dikirim Indonesia ke Singapura. Para peserta yang terpilih diambil dari debat bahasa inggris, O2SN, OSN dan anak-anak yang prestasi di bidang masing-masing. Sebelumnya, mereka telah mengikuti pembinaan dan pembekalan tentang budaya dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tujuannya agar para siswa dapat menciptakan persahabatan, mampu mengembangkan kepribadian, meningkatkan keberanian dan kreativitas siswa SMA dalam memahami dan mengembangkan kebudayaan Indonesia.
Para peserta juga dituntut harus mempunyai kemampuan dalam menari, menyanyi solo, dan presentasi makalah dalam bahasa inggris. Pembinaan dan pembekalan dilakukan sejak tanggal 1-5 Desember 2010 di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Jakarta Selatan.
Pada kesempatan yang sama, Suyanto juga melepaskan keberangkatan enam siswa SMA untuk mengikuti 2nd Campania Internasional Karate Competition yang berlangsung pada 8-14 Desember 2010 di Napoli, Italia.
Keenam siswa yang turun berlaga itu adalah Irvan Ramadhan dari SMAN 2 Babelan, Dian Saputri Purnama Sari dari SMAN 20 Bandung, Dhanil Fitri Ama dari SMAN 9 Banda Aceh, Indra Fedrik Djabbar dari SMAN 11 Surabaya, Marthina Avanda Putri Lestari dari SMAN 19 Surabaya, dan Nadia Imaniar Julia Khafi SMAN 1 Purwodadi Jawa Tengah. Para peserta diambil dari para juara Olimpiade Olahraga Siswa Nasional dengan usia antara 16 - 18 tahun.
Suyanto berharap bahwa tim karate Indonesia menyumbangkan medali emas. "Ketika kalian dapat emas di karate ini merupakan jalan awal untuk memiliki standing yang lebih hebat. Paling tidak masuk sekolah tanpa tes, bisa diberikan satya lencana wira karya dari Presiden," ucapnya. (Nasrul).
Mendiknas Berharap Lulusan Global Mandiri Tak Tambah Pengangguran
Menteri Pendidikan Nasional meletakkan batu pertama pembangunan gedung baru Universitas Indo Global Mandiri Palembang, Sabtu (4/12), di Palembang Sumatera Selatan.
Gedung yang rencananya akan dibangun sembilan lantai tersebut ditargetkan selesai dalam waktu 18 bulan. Menurut Ketua Pelaksana Pembangunan Gedung, Opri, Universitas Indo Global Mandiri akan menjadi kampus terpadu dengan menambah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Kedokteran, dan Program Pasca Sarjana.
Mendiknas mengatakan, hendaknya pembangunan gedung baru tersebut dapat dipercepat agar bisa segera digunakan. "Kenapa mesti menunggu 18 bulan kalau bisa diselesaikan 10 bulan," kata Mendiknas.
Menteri Nuh pada hari itu juga sempat memberikan orasi ilmiah pada sidang senat terbuka kampus tersebut. Dalam orasinya, dia berharap lulusan Universitas Indo Global Mandiri yang diwisuda hari itu tidak menambah jumlah pengangguran baru.
Mendiknas mengatakan, setelah wisuda ada tiga golongan yang akan berbaur di masyarakat. Mereka adalah golongan yang segera bekerja, yang belum mendapat pekerjaan dan memilih melanjutkan pendidikannya, dan golongan yang belum bekerja dan belum melanjutkan pendidikan tetapi memilih untuk berkeluarga.
Tetapi adakalanya seorang lulusan yang tidak termasuk dalam golongan tersebut, malah justru masuk dalam golongan keempat, pengangguran. "Karena kalau sudah tidak kerja, tidak sekolah, dan tidak menikah, akan jadi yang keempat. Nganggur," kata Mendiknas.
Oleh karena itu, Mendiknas melanjutkan, salah satu tugas perguruan tinggi adalah membentuk pola pikir (mindset) mahasiswanya agar tidak menceng. Menutup orasinya, Mendiknas berpesan kepada para lulusan agar selalu berbakti kepada orang tua. "Kalau mau sukses, kuncinya cuma satu, harus terus berbakti kepada orang tua, sampai kapan pun."
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Ali sebagai Ketua Dewan Pembina UIGM mengatakan, kampusnya diharapkan bisa menjadi universitas terbaik di Sumatera yang bisa disejajarkan dengan universitas-universitas terbaik lainnya yang berada di pulau Jawa. (aline)
Gedung yang rencananya akan dibangun sembilan lantai tersebut ditargetkan selesai dalam waktu 18 bulan. Menurut Ketua Pelaksana Pembangunan Gedung, Opri, Universitas Indo Global Mandiri akan menjadi kampus terpadu dengan menambah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Kedokteran, dan Program Pasca Sarjana.
Mendiknas mengatakan, hendaknya pembangunan gedung baru tersebut dapat dipercepat agar bisa segera digunakan. "Kenapa mesti menunggu 18 bulan kalau bisa diselesaikan 10 bulan," kata Mendiknas.
Menteri Nuh pada hari itu juga sempat memberikan orasi ilmiah pada sidang senat terbuka kampus tersebut. Dalam orasinya, dia berharap lulusan Universitas Indo Global Mandiri yang diwisuda hari itu tidak menambah jumlah pengangguran baru.
Mendiknas mengatakan, setelah wisuda ada tiga golongan yang akan berbaur di masyarakat. Mereka adalah golongan yang segera bekerja, yang belum mendapat pekerjaan dan memilih melanjutkan pendidikannya, dan golongan yang belum bekerja dan belum melanjutkan pendidikan tetapi memilih untuk berkeluarga.
Tetapi adakalanya seorang lulusan yang tidak termasuk dalam golongan tersebut, malah justru masuk dalam golongan keempat, pengangguran. "Karena kalau sudah tidak kerja, tidak sekolah, dan tidak menikah, akan jadi yang keempat. Nganggur," kata Mendiknas.
Oleh karena itu, Mendiknas melanjutkan, salah satu tugas perguruan tinggi adalah membentuk pola pikir (mindset) mahasiswanya agar tidak menceng. Menutup orasinya, Mendiknas berpesan kepada para lulusan agar selalu berbakti kepada orang tua. "Kalau mau sukses, kuncinya cuma satu, harus terus berbakti kepada orang tua, sampai kapan pun."
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Ali sebagai Ketua Dewan Pembina UIGM mengatakan, kampusnya diharapkan bisa menjadi universitas terbaik di Sumatera yang bisa disejajarkan dengan universitas-universitas terbaik lainnya yang berada di pulau Jawa. (aline)
Ujian Nasional Akan Pakai Formulasi Baru
Ujian nasional sebagai standar penilaian kualitas pendidikan akan tetap dilaksanakan pada 2011. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh mengatakan, setiap guru pada tiap sekolah sering memberikan nilai yang sama pada siswanya. Namun apakah nilai tersebut memiliki kualitas yang sama juga, tidak ada jaminan jika tidak ada standar.
"Apakah nilai delapan di sekolah A, sama dengan nilai delapan di sekolah B?" Tanya Mendiknas, "Sama angkanya. Tapi apakah kualitasnya sama? Belum tentu, maka dari itu dibutuhkan UN," ucap Mendiknas disela-sela kunjungan kerjanya ke Palembang, Sabtu (4/12).
Ujian nasional merupakan standar untuk evaluasi sejauh mana pencapaian kualitas pendidikan. Seberapa jauh daerah-daerah di pelosok menerima paparan ilmu. Jika dalam pelaksanaannya masih terdapat penyimpangan dan kecurangan, maka bagian tersebut yang akan dievaluasi.
"Jangan karena ada penyimpangan, maka kita menghapus UN. Karena UN merupakan standar. Yang akan kita ubah adalah formulanya, supaya penyimpangan tersebut bisa diminimalisasi," kata Mendiknas.
Menurut Mohammad Nuh, UN bukanlah satu-satunya standar kelulusan. Ada empat hal yang menentukan kelulusan siswa, yaitu sudah menyelesaikan masa belajar, memiliki kepribadian atau akhlak, lulus ujian sekolah, dan lulus UN. "Tidak benar kalau UN satu- satunya yang menentukan kelulusan. Hanya saja kebanyakan siswa tidak lulus karena UN. Artinya, semua sekolah meluluskan muridnya, kalau begitu untuk apa ada ujian," katanya.
Ia menambahkan, dalam ujian selalu ada faktor kemungkinan dan peluang. Peserta ujian memiliki kemungkinan dan peluang untuk lulus ataupun tidak lulus.
Modifikasi UN akan dibahas bersama antara Kementerian Pendidikan Nasional dan Komisi X DPR dalam rapat kerja. Rapat akan ada pada tanggal 13 Desember yang khusus akan membahas tentang modifikasi UN.
"Rapat akan membahas seperti apa modifikasi UN ke depan. Tetapi, sudah ada kesepakatan bahwa UN harus tetap dilakukan," ujar Mohammad Nuh.
Menurut dia, modifikasi tersebut terkait dengan formula UN. Namun, Mohammad Nuh belum bersedia menjelaskan secara rinci mengenai modifikasi tersebut. Penjelasan mengenai modifikasi formula UN akan disampaikan kepada masyarakat setelah rapat kerja 13 Desember. (aline)
"Apakah nilai delapan di sekolah A, sama dengan nilai delapan di sekolah B?" Tanya Mendiknas, "Sama angkanya. Tapi apakah kualitasnya sama? Belum tentu, maka dari itu dibutuhkan UN," ucap Mendiknas disela-sela kunjungan kerjanya ke Palembang, Sabtu (4/12).
Ujian nasional merupakan standar untuk evaluasi sejauh mana pencapaian kualitas pendidikan. Seberapa jauh daerah-daerah di pelosok menerima paparan ilmu. Jika dalam pelaksanaannya masih terdapat penyimpangan dan kecurangan, maka bagian tersebut yang akan dievaluasi.
"Jangan karena ada penyimpangan, maka kita menghapus UN. Karena UN merupakan standar. Yang akan kita ubah adalah formulanya, supaya penyimpangan tersebut bisa diminimalisasi," kata Mendiknas.
Menurut Mohammad Nuh, UN bukanlah satu-satunya standar kelulusan. Ada empat hal yang menentukan kelulusan siswa, yaitu sudah menyelesaikan masa belajar, memiliki kepribadian atau akhlak, lulus ujian sekolah, dan lulus UN. "Tidak benar kalau UN satu- satunya yang menentukan kelulusan. Hanya saja kebanyakan siswa tidak lulus karena UN. Artinya, semua sekolah meluluskan muridnya, kalau begitu untuk apa ada ujian," katanya.
Ia menambahkan, dalam ujian selalu ada faktor kemungkinan dan peluang. Peserta ujian memiliki kemungkinan dan peluang untuk lulus ataupun tidak lulus.
Modifikasi UN akan dibahas bersama antara Kementerian Pendidikan Nasional dan Komisi X DPR dalam rapat kerja. Rapat akan ada pada tanggal 13 Desember yang khusus akan membahas tentang modifikasi UN.
"Rapat akan membahas seperti apa modifikasi UN ke depan. Tetapi, sudah ada kesepakatan bahwa UN harus tetap dilakukan," ujar Mohammad Nuh.
Menurut dia, modifikasi tersebut terkait dengan formula UN. Namun, Mohammad Nuh belum bersedia menjelaskan secara rinci mengenai modifikasi tersebut. Penjelasan mengenai modifikasi formula UN akan disampaikan kepada masyarakat setelah rapat kerja 13 Desember. (aline)
Langganan:
Postingan (Atom)