Jumat, 18 Desember 2009

Mendiknas : Jadikan Wirausaha sebagai Hobi

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) meminta untuk menjadikan wirausaha sebagai hobi. Dengan menjadikan wirausaha sebagai hobi maka diharapkan keuntungan tidak hanya untuk dirinya, tetapi untuk masyarakat yang lebih luas.

"Hobi itu meskipun membayar tidak apa - apa. Seperti orang yang bermain tenis, dia rela untuk membayar lapangan. Karena sudah memasukkan wirausaha sebagai hobi, sehingga tidak mendapatkan keuntungan pun dianggap memberikan keuntungan yang besar," kata Mendiknas pada Workshop Kewirausahaan Perguruan Tinggi di Depdiknas, Jakarta, Kamis (17/12/2009). Mendiknas mencontohkan, pengusaha dan enterpreneur Bob Sadino yang menjadikan wirausaha sebagai hobi.

Mendiknas menyebutkan, terdapat beberapa lapisan dalam masyarakat. Pertama, adalah masyarakat dependen atau tergantung. Dengan melakukan sesuatu hal yang produktif, kata Mendiknas, dapat masuk ke lapisan kedua yaitu masyarakat independen atau mandiri. "Puncaknya adalah interdependen society," katanya.

Menurut Mendiknas, masyarakat yang mandiri konteksnya adalah memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi kalau masuk ke dalam fase interdependensi maka orang lain sangat tergantung pada kita dan sebaliknya. "Kemanfaatan itu baru dirasakan kalau orang lain merasa tergantung pada diri kita," ujarnya.

Pengusaha Bob Sadino menyampaikan, berbeda dengan seorang akademisi yang mempunyai tujuan dan arah, seorang enterpreneur tidak pernah memikirkan tujuan dan arah dia akan melangkah. "Karena orang itu mempunyai tujuan maka dia dipaksa untuk mencapainya. Orang - orang seperti saya belum tentu punya tujuan dan karena tidak punya tujuan maka tidak harus dipaksa," katanya.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Depdiknas Fasli Jalal mengatakan, sejak 2009 bekerjasama dengan Ciputra Foundation telah mengembangkan potensi yang ada di kalangan para pengajar. Dia menyebutkan, melalui kerja sama ini telah melatih lebih kurang 1.500 orang dosen dari 300 perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN/PTS) seluruh Indonesia .

"Ada yang menjadi mata kuliah sendiri ada yang menjadi ko-kurikuler di dalam berbagai mata pelajaran yang terkait, dan juga ada yang menjadi ekstrakurikuler. Jadi dari 300 ribu itu dilakukan upaya - upaya pengembangan kewirausahaan, " katanya.

Sejalan dengan itu, lanjut Fasli, Depdiknas menyediakan blockgrant untuk PTN/PTS sebanyak Rp 8 juta per mahasiswa. Ke depan, kata dia, sebagian dosen akan dikirim ke Amerika selama enam bulan untuk belajar benar bagaimana memfasilitasi proses pendidikan kewirausahaan.

Fasli berharap, jumlah entrepreneur di Indonesia bisa dinaikkan dari 0,18 persen menjadi dua atau tiga persen. "Nah karena itu pusat - pusat kewirausahaan menjadi sangat penting baik untuk dosen, mahasiswa, dan untuk menjangkau masyarakat banyak, sehingga entrepreneurship ini menjadi bagian penting dari warisan bangsa

Tahun Ini Siswa SD Indonesia Panen Medali dalam Lomba Matematika Tingkat Internasional

Jakarta (Mandikdasmen): Tahun 2009 ini, siswa - siswi Sekolah Dasar (SD) Indonesia berhasil mengukir prestasi membanggakan dalam perlombaan bidang Matematika tingkat internasional. Sebanyak 75 medali berhasil mereka raih dari 4 perlombaan. Ke-75 medali ini terdiri dari 13 medali emas, 20 medali perak, 40 medali perunggu, dan 2 medali merit. Bahkan, di antara mereka juga berhasil memperoleh penghargaan sebagai the best exploration.

Adapun keempat perlombaan tingkat internasional itu adalah sebagai berikut; 10TH International World Youth Mathematics Intercity Competition (IWYMIC), di Durban 5 - 10 Juli 2009; 3RD Wizards at Mathematics International Competition (WIZMIC), di Lucknow, 27 Oktober-2 November 2009; 6TH International Mathematics and Science Olympiad for Primary School 2009 (IMSO), di Yogyakarta, 8 - 14 November 2009; dan Philippine International Mathematics Competition, di Iloilo City, 28 November - 2 Desember 2009.

Dari keempat perlombaan di atas, lomba 6TH IMSO juga menggelar lomba bidang ilmu pengetahuan. Dan ternyata, siswa - siswi SD juga berhasil meraih prestasi yang lumayan menggembirakan. Sebanyak 12 medali mereka sabet dalam perlombaan yang digelar di Kota Gudeg, Yogyakarta ini. Ke-12 medali ini terdiri dari 2 medali emas, 3 medali perak, dan 7 medali perunggu, dan the best overall, serta the best theory.

Keberhasilan siswa - siswi SD tersebut, merupakan buah kerja keras Direktorat Pembinaan TK/SD, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, bersama - sama para ahli dan para guru. Kerja keras ini sudah dimulai sejak awal tahun 2009.

Lebih jauh, panen medali di atas juga merupakan bukti bahwa pelaksanaan dua pilar kebijakan pendidikan nasional, yaitu; Pilar Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan, serta Pilar Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan, perlahan - lahan membuahkan hasil yang menggembirakan. Karena selain berhasil memboyong banyak medali, para peraih medali ini ternyata tidak hanya berasal dari pulau Jawa, namun juga ada yang berasal dari Pulau Kalimantan, Sumatera, dan Bali.

Nama - nama siswa yang berhasil mengharumkan Bangsa dan Negara Indonesia di kancah internasional tersebut, adalah sebagai berikut: Daftar Nama Siswa SD Pemenang Lomba Matematika Tingkat Internasional 2009.

ITB Borong Gelar OSN-PTI

Institut Teknologi Bandung (ITB) memborong gelar pada Olimpiade Sains Nasional - Perguruan Tinggi Indonesia (OSN-PTI) 2009. Sebanyak delapan dari sembilan peserta yang masuk ke babak grand final adalah mahasiswa ITB. Mereka berjaya di semua bidang yang dilombakan, yakni Fisika, Kimia, dan Matematika.

Pemenang bidang Fisika semua diraih oleh mahasiswa ITB. Pemenang pertama adalah Andhika Putra, pemenang kedua Firmansyah Khasim, dan pemenang ketiga Radius Nagassa, SSD. Para mahasiswa ITB juga memborong semua penghargaan untuk bidang Kimia. Pemenang pertama adalah Boanerges Thendi Surya, pemenang kedua Citra Deliana, dan pemenang ketiga Aulia Sukma.

Sementara, untuk bidang Matematika dua mahasiswa ITB menjadi pemenang pertama dan kedua. Pemenang pertama adalah R. Akbar, W.K dan pemenang kedua adalah Hendra H.C, sedangkan pemenang ketiga diraih oleh mahasiswa Universitas Indonesia, Ahmad Maimun.

"Hari ini kita menghasilkan, menghadiri, mendampingi, dan memberikan ucapan selamat kepada adik - adik kita yang ikut membangun budaya penelitian dan budaya mengembangkan ilmu pengetahuan baru," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh pada acara malam penganugerahan pemenang OSN-PTI 2009 di Depdiknas, Jakarta, Rabu (9/12/2009).

Para pemenang berhak mendapatkan hadiah. Pemenang pertama, kedua, dan ketiga masing - masing mendapatkan hadiah Rp 7,5 juta, Rp 5 juta, dan Rp 2,5 juta. Tambahan hadiah Rp 10 juta diberikan kepada pemenang terbaik dari babak grand final.

Untuk perguruan tinggi asal peserta grand final mendapatkan dana pembinaan dari PT.Pertamina. Pemenang pertama mendapatkan Rp 100 juta, pemenang kedua Rp 75 juta, dan pemenang ketiga Rp 50 juta.

Ketua Tim Pelaksana Teknis Abdul Haris mengatakan, materi soal yang diujikan kepada peserta adalah standar untuk masuk ke jenjang S3. Peserta, kata dia, diminta menyelesaikan soal dengan membuat problem statement, kemudian memprediksi jawaban melalui observasi dan terakhir membuat suatu kesimpulan yang dipaparkan pada babak semifinal dan final. "Jadi di sini sangat dibutuhkan peran perguruan tinggi untuk membina mahasiswa," katanya.

Pada even tahunan yang diselenggarakan untuk kedua kalinya ini diikuti oleh sebanyak 8.000 mahasiswa dari puluhan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Abdul mengatakan, melalui seleksi tingkat daerah terpilih 99 peserta lalu diseleksi lagi menjadi 27 peserta dan menghasilkan sembilan peserta babak grand final. "Ajang tingkat nasional ini akan diangkat ke level internasional. Kita sudah melakukan penjajagan untuk tingkat regional," katanya.

Haris berharap, melalui OSN-PTI terjadi peningkatan kualitas mahasiswa, dosen, dan universitas. Mendapatkan inovasi baru dari bidang Matematika, Fisika, dan Kimia untuk bisnis ke depan. "Yang terakhir terbangun semangat nasionalisme," katanya.

ICMI Bertugas Lakukan Transformasi Budaya

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menyampaikan, Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) bertugas untuk melakukan transformasi budaya. ICMI berperan dalam mengubah dari masyarakat 'tidak tahu' atau ignorance society ke masyarakat 'sadar' atau awareness society.

Hal tersebut disampaikan Mendiknas pada Silaturahmi Kerja Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia Orwil Riau Tahun 2009, di Hotel Pangeran Pekanbaru, Riau, Sabtu (5/12/2009).

Mendiknas mengatakan, keanggotaan ICMI berasal dari masyarakat yang memiliki kesadaran dan intelektualitas yang bagus. Potensi itu, kata Mendiknas, memiliki kesempatan yang bagus untuk melakukan transformasi budaya dalam makna luas. "Contoh yang paling gampang (adalah) anti korupsi. Orang sering menyebut korupsi bagian dari budaya. Bagaimana ICMI bisa mengambil peran atau posisi," katanya.

Tugas tersebut, lanjut Mendiknas, tidak hanya tugas ICMI saja, tetapi juga merupakan tugas kelompok masyarakat yang lain. "Yang kita perlukan adalah critical mass (masa kritis), sehingga kalau sudah mencapai critical mass (maka) bisa menggerakkan masyarakat," katanya.

Pada kesempatan tersebut Mendiknas menandatangani sampul Majalah Warta ICMI. Majalah yang akan terbit empat kali setahun ini adalah sebagai media informasi dan komunikasi para anggota ICMI. Mendiknas juga menandatangi sampul buku Jalan yang Lurus karangan Tengku Dahril.

Ketua ICMI Orwil Riau Tengku Dahril mengatakan, program ICMI adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia bangsa. "Untuk meningkatkan kualitas pikir, iman, dan taqwa tentu harus kita tingkatkan kualitas kerja," katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi Riau Wan Syamsir Yus menyampaikan, forum yang diselenggarakan ICMI ini, di samping untuk mempererat silaturahmi, tetapi dari forum ini diharapkan menghasilkan pemikiran yang berguna bagi pembangunan umat. ICMI, kata dia, adalah sebagai wadah perhimpunan cendekiawan muslim untuk beramal, berkreasi, berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam upaya mengangkat harkat kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia dalam rangka pengabdian kepada Allah.

"Sebagai organisasi besar yang mewadahi para cendekiawan yang cemerlang, saya yakin ICMI telah banyak mengukir prestasi melalui peran aktifnya dalam mendukung kebijakan pembangunan baik di tingkat nasional maupun di daerah," kata Wan.

Sementara, Wan menyebutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2009, angka kemiskinan di Provinsi Riau masih mencapai 9,48 persen. Angka ini, kata dia, sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. "Pada 2008 angka kemiskinan 10,63 persen," katanya.

Untuk menekan angka kemiskinan, kata Wan, Pemerintah Daerah Provinsi Riau telah melakukan langkah - langkah atau program yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Diantaranya, kata dia, penguatan modal usaha dalam bentuk pemberdayaan desa, pemberdayaan ekonomi perempuan pedesaan, dan dukungan modal melalui lembaga ekonomi mikro.

Tambahan Penghasil bagi Guru PNS yang Belum Mendapatkan Tunjangan Profesi

Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan, pemerintah akan memberikan tambahan penghasilan bagi guru pegawai negeri sipil (PNS) yang belum mendapatkan tunjangan profesi sebanyak Rp 250.000,00. Tambahan penghasilan yang diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2009 ini diberikan terhitung mulai 1 Januari 2009.

"Dengan keluarnya peraturan presiden itu, syukur Alhamdulillah penghasilan guru terendah dapat mencapai sekurang - kurangnya 2.000.000 rupiah per bulan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2009 dan HUT Ke-64 PGRI di Stadion Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (1/12/2009).

Presiden menyebutkan saat ini terdapat sekitar 2,1 juta guru di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan sekitar 400.000 guru di lingkungan Departemen Agama yang belum mendapatkan tunjangan sertifikasi. Kebijakan pemberian tambahan penghasilan ini, kata Presiden, adalah sebagai penghargaan pemerintah terhadap profesi guru dan tindak lanjut dari pidato kenegaraan yang disampaikan di depan Sidang Paripurna DPR RI pada 15 Agustus 2009 yang lalu.

Presiden mengatakan, sebagian dari anggaran pendidikan yang besar di tahun 2009 telah dialokasikan antara lain untuk mengangkat martabat guru dan dosen, meningkatkan kompetensi guru dan dosen, memajukan profesi, memberikan perlindungan hukum dan profesi, serta untuk perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja para guru. "Anggaran yang besar itu juga telah dialokasikan untuk mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antar daerah dari segi jumlah, mutu, kualifikasi akademik, dan juga kompetensi," katanya.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan guru, pemerintah telah memberikan berbagai tunjangan. Presiden menyebutkan, hingga saat ini pemerintah telah membayarkan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok kepada lebih dari 350.000 orang guru. "Pada 2009 ini, pemerintah juga telah menetapkan sasaran pemberian subsidi tunjangan fungsional kepada sekitar 478.000 orang guru bukan PNS," katanya.

Presiden menyebutkan, pemerintah juga telah memberikan bantuan kesejahteraan kepada lebih dari 30.000 orang guru yang bertugas di daerah terpencil. "Ke depan, pemerintah bertekad untuk melanjutkan berbagai upaya dalam pengembangan profesi guru agar dapat meningkatkan empat dimensi pendidikan yaitu pendidikan berdimensi keimanan, keilmuan, keterampilan, dan pengembangan kepribadian," katanya.

Presiden menambahkan, pemerintah juga memberikan perhatian yang besar pada upaya peningkatan kualifikasi bagi para guru setara S1 dan D4 dengan cara memberikan beasiswa. "Insya Allah dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama guru kita telah memenuhi semua sertifikasi pendidik sesuai dengan peraturan perundang - undangan. Kehadiran para guru dan dosen yang makin profesional Insya Allah akan mengakselerasi terbentuknya masyarakat yang maju di negeri kita," ujarnya.***

Selasa, 01 Desember 2009

Workshop Pendidikan Kewirausahaan di SMK

Jakarta, - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh membuka Workshop Pendidikan Kewirausahaan di SMK,...

Gedung A lt.3 Depdiknas, Jakarta, Senin (30/11/2009) sore.

Dalam sambutannya, Mendiknas mengatakan, “syarat untuk menjadi seorang entrepreneur haruslah tahan banting menghadapi berbagai macam persoalan. Agar bisa tahan banting maka seseorang harus dapat memenej diri dengan potensi kemampuan psikologis yang dimilikinya. "Kalau syarat ini saja tidak dipenuhi tidak akan bisa jadi
entrepreneur, syarat yang paling pokok tahan banting. Kalau belum dibanting saja sudah pecah tidak usah jadi entrepreneur, " katanya.

Hadir pada acara Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Mandikdasmen) Depdiknas Suyanto, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Dir.PSMK) Joko Sutrisno, pengusaha Bob Sadino, pakar marketing Hermawan Kartajaya, dan 159 Kepala SMK se Indonesia.

"seorang entrepreneur harus memiliki pola pikir yang terbuka. Orang itu harus mampu melihat di luar dari dirinya. Kemampuan lain yang harus dimiliki, kata Mendiknas, adalah berpikir secara fleksibel. "Fleksibel itu
bukan berarti lepas dari jalur. Tidak akan keluar dari jalur, tetap di jalur," katanya.

Untuk lebih sempurna lagi, lanjut Mendiknas, seorang entrepreneur harus dibekali dengan kemampuan teknis. Dia mencontohkan, jika seseorang ingin mengembangkan wirausaha di bidang elektronika maka minimal dia paham tentang prinsip-prinsip elektronika. Jika seseorang ingin mengembangkan wirausaha di bidang agro maka dia pun juga
harus mengetahui prinsip-prinsip agro. "Intinya ada minimum teknical skill yang terkait dengan lingkup yang mau dikembangkan kewirausahaannya itu," katanya.

Mendiknas menambahkan, seorang entrepreneur bukan untuk memenuhi dirinya sendirinya semata. Wirausaha, kata Mendiknas, pasti ada interaksi dengan masyarakat luar dan ada interaksi dengan dunia disiplin yang berbeda. "Tidak ada ceritanya seorang itu dikatakan wirausahawan entrepreneur kelas dunia, tapi dia membuat sendiri, dipakai-pakai sendiri. Itu bukan tipe wirausaha," ujarnya.

Mendiknas mengemukakan, kebijakan pendidikan baik yang tertuang di dalam program 100 hari kerja Depdiknas maupun Rencana Strategis (Renstra) lima tahun ke depan memberikan ruang untuk pendidikan yang mampu mendorong kewirausahaan. "Itu adalah sesuatu hasil introspeksi dan refleksi dari sekian panjang perjalanan dunia pendidikan kita. Ternyata ada slot yang belum tergarap, sehingga sayang slot itu
(kewirausahaan) kalau tidak digarap dengan baik," katanya.

Dirjen Mandikdasmen Depdiknas Suyanto melaporkan, pada workshop yang akan diselenggarakan selama tiga hari ini membahas berbagai penajaman program implementasi kewirausahaan di SMK agar seperti yang diprogramkan oleh Presiden yaitu tercapai kesinambungan relevansi antara pendidikan dengan dunia kerja. "Workshop kewirausahaan ini bertujuan untuk mendiseminasikan berbagai peraturan baru yang berkaitan dengan program kewirausahaan SMK dan
menggalang kemitraan dengan industri dan juga berbagai informasi antara kepala SMK tentang pengembangan kewirausahaan, " katanya.

Pakar marketing Hermawan Kartajaya memandang tepat jika kewirausahaan itu dikembangkan di SMK. Lulusan SMK, kata dia, setelah lulus maka dia bisa langsung bekerja dan jadi entrepreneur atau dapat juga melanjutkan ke jenjang sarjana (S1). "SMK itu harusnya lebih advanced," katanya.

Selain kewirausahaan, lanjut Hermawan, siswa SMK juga perlu dibekali dengan kemampuan marketing. "Entrepreneurship itu semangatnya, marketing itu strateginya, " katanya.

Kerjasama CIMB Niaga Dengan Depdiknas Dalam Bidang Pendidikan

Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) bersama PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) melakukan penandatanganan...

dan penyerahan sertifikat beasiswa unggulan CIMB Niaga kepada 40 lulusan SMA di gedung D lt.18 Depdiknas, Jakarta, pada Rabu (5/11). Acara ini dihadiri oleh Lydia Wulan Tumbelaka, Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga dan Prof. Dr. Dodi Nandika, Sekretariat Jenderal Depdiknas.

Program beasiswa ini merupakan program kerjasama CIMB dan Depdiknas dalam memberikan bantuan pendidikan kepada lulusan SMA yang berprestasi namun kurang mampu dari sisi finansial di seluruh Indonesia, untuk melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan jenjang Strata satu di berbagai Universitas Negeri di Tanah Air.

Dalam Sambutannya, Lydia Wulan Tumbelaka selaku Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga mengatakan "Kami mendukung sepenuhnya upaya pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan memfokuskan bidang pendidikan dalam kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) CIMB Niaga". Program ini diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat universitas, bagi penerima beasiswa juga diberikan kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Eksekutif (PPE) sebagai syarat menjadi karyawan CIMB Niaga.

Bagi Depdiknas yang telah menjalankan Program Beasiswa Unggulan ini sejak 2006, kerjasama ini merupakan bagian dari pengembangan program dan pertama kalinya dilaksanakan bekerjasama dengan institusi swasta. Sedangkan bagi CIMB Niaga yang juga telah melaksanakan program beasiswa sejenis sejak 2006, kerjasama ini juga merupakan pengembangan program yang bermanfaat untuk memberikan akses kepada lebih banyak pelajar berprestasi. Kolaborasi program ini diluncurkan dengan nama "Program Beasiswa Unggulan CIMB Niaga".

Dodi Nandika mengatakan bahwa pada masa depan diharapkan beasiswa tidak hanya terbatas untuk siswa yang akan melanjutkan studi kejenjang S1, tapi juga untuk mahasiswa yang ingin melanjutkan studi kejenjang hingga S2 maupun S3.

Dengan adanya program beasiswa unggulan ini diharapkan juga ada beasiswa diberikan bagi siswa terbaik yang ingin menjadi guru, karena dalam kurun waktu lima tahun ke depan akan ada sekitar 700.000 guru yang pensiun, menurut Dr.R. Sartono, MBA, Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri.

Program Beasiswa Unggulan CIMB Niaga yang kerjasamanya telah dikukuhkan melalui penanda tanganan Nota Kesepakatan pada tanggal 11 Mei 2009 di Depdiknas yang disaksikan oleh menteri Pendidikan nasional RI dan Presiden Direktur CIMB Niaga ini, merupakan program yang sangat menarik. Lulusan SMA yang mengikuti seleksi adalah pelajar unggulan karena selain memiliki nilai akademis yang baik juga memiliki prestasi gemilang di tingkat nasional dan internasional baik dibidang Sains, Olah Raga, Seni maupun Sosial.

Pada acara ini, Okky Rusmaningsih, Salah seorang penerima yang berhasil diterima di jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada (UGM) merespon positif program beasiswa ini. "Kami sangat gembira dan beruntung memperoleh beasiswa ini"katanya. "Selain tidak kesulitan membayar biaya pendidikan, kami juga memperoleh biaya hidup, biaya pengembangan diri dan laptop untuk menunjang kegiatan belajar dan semoga kami dapat memberikan yang terbaik dengan mempertahankan prestasi melalui pencapaian nilai akademis yang baik"tambahnya.

Tingkatkan Kesehatan Jasmani dan Rohani Melalui Porseni

jakarta, Dalam mewujudkan guru yang sehat jasmani dan rohaninya, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan...

(Ditjen PMPTK), Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyelenggarakan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Guru tingkat nasional yang berlangsung mulai 19-25 November 2009, di Komplek SMA Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta.

Porseni Guru 2009 yang bertemakan "Porseni Guru 2009 sebagai Upaya Mewujudkan Guru yang Profesionalisme dan Bermartabat", dibuka langsung oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, pada jumat, (20/11) kemarin.

Diselenggarakannya Porseni Guru tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani guru sebagai salah satu upaya guru untuk meningkatkan profesionalitasnya. Disamping itu, untuk menjalin persahabatan dan silahturahmi antarguru agar terjadi kepahaman yang sama mengenai pentingnya nilai-nilai dalam olahraga dan seni serta meningkatkan sportifitas dan kecintaan guru terhadap olahraga dan seni.

Dalam sambutannya, Mendiknas mengatakan bahwa "Sehat dan cerdas adalah modal paling mahal dan sangat menentukan masa depan bangsa".

Mendiknas juga menyampaikan, nasib bangsa ini tergantung dari anak-anak muda. Karena mereka yang akan menentukan dan mewarisi masa depan bangsa. "Anak-anak muda ini bisa baik dan tidak baik sangat tergantung dari ibu dan bapak guru. Artinya, sebenarnya yang menentukan masa depan bangsa ini tidak ada lagi kecuali para guru," katanya.

Disamping itu, Mendiknas juga meminta kepada para guru yang mengikuti Porseni Guru 2009 agar bersikap sportif. "Oleh karena itu, tanamkan betul seperti janji atlet dan wasit tadi, karena sportif itu dalam bahasa yang sederhana adalah mengikuti aturan," kata Mendiknas.

Porseni Guru tahun 2009 ini, diikuti oleh para guru sekolah negeri maupun swasta yang masih aktif pada setiap tingkatan, jenis dan jenjang pendidikan, dengan Jumlah 240 atlet dan 40 official, yang terdiri atas para pemenang di tingkat regional. Porseni Guru akan mempertandingkan tiga cabang olahraga, yaitu Bola Voli, Bulu Tangkis, dan Tenis Meja.

Dalam pelaksanaan pertandingan dibagi dalam dua bagian. Pertama pertandingan regional di daerah. Kedua, pertandingan tingkat regional yang dibagi dalam delapan region yaitu, region 1 di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat diikuti dari Provinsi Sumatera Barat, NAD, dan Bangka Belitung; region 2 di LPMP Jambi diikuti Provinsi Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan; region 3 di LPMP Jawa Barat diikuti Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Lampung; region 4 di LPMP Jawa Tengah diikuti Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Selanjutnya, region 5 di LPMP NTB diikuti Provinsi NTB, NTT, dan Provinsi Bali; region 6 di LPMP Kalimantan Tengah diikuti Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan; region 7 di LPMP Sulawesi Selatan diikuti Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Gorontalo; dan region 8 di LPMP Maluku Utara diikuti Provinsi Maluku Utara, Maluku dan Papua. Para pemenang dari tiap-tiap region akan dikirim bertanding ke jakarta.

Acara penutupan Porseni Guru 2009 dan penyerahan piala/medali diselenggarakan bertepatan dengan Hari Guru Nasional dan HUT ke-64 PGRI, pada 25 november 2009 di Auditorium Gedung D Lantai 18, Depdiknas, Senayan, Jakarta. (AND) -Sidiknas-

Kamis, 19 November 2009

Layanan Pendidikan Anak Usia Dini Terintegrasi

Layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) usia 0 - 6 tahun ke depan diharapkan semakin baik dan terintegrasi. Layanan untuk menumbuhkembangkan anak - anak ini akan mengintegrasikan antara layanan pendidikan, kesehatan, gizi, dan perlindungan. UNESCO menargetkan pada 2015 angka partisipasi PAUD mencapai 75 persen.

"PAUD adalah salah satu program education for all dan itu ada di urutan pertama dan komitmen internasional terhadap PAUD sangat jelas. Oleh karena itu, kita berupaya selain untuk meningkatkan akses pendidikan, tetapi kita juga harus fokus kepada mutu," katanya Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal (Dirjen PNFI) Depdiknas Hamid Muhammad saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media, Depdiknas, Senin (16/11/2009).

Hamid mengatakan, jenis layanan PAUD adalah formal dan nonformal meliputi kelompok bermain, penitipan anak, satuan paud sejenis, dan yang diselenggarakan oleh kelompok agama seperti taman pendidikan Alquran. Dia menjelaskan, satuan PAUD sejenis bermacam - macam seperti POS PAUD yang merupakan integrasi layanan pendidikan kesehatan dan gizi. "Jadi PAUD yang diintegrasikan dengan Posyandu," katanya.

Hamid menyampaikan, pemerintah saat ini sedang merintis PAUD holistik terpadu yang sedang diujicobakan di daerah Bogor, Jawa Barat dan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. "Termasuk yang sedang kita rintis PAUD berbasis keluarga. Model ini akan kita rintis dan betul - betul kita tangani dengan baik. Nanti mudah - mudahan dalam satu tahun sudah ada diseminasi kabupaten dan kota yang punya komitmen untuk mengembangkan PAUD," katanya.

Hamid menyebutkan, jumlah penduduk usia PAUD di Indonesia 30 juta orang. Angka partisipasi kasar (APK) PAUD pada 2008 50,6 persen dan diproyeksikan pada akhir 2009 mencapai 53 persen. "Pada 2014 atau akhir Kabinet Indonesia Bersatu II bisa mencapai 72 persen," katanya.

Hamid mengatakan, Direktorat Jenderal PNFI akan menggelar Indonesia International Early Childhood Education Conference and Exhibition 2009 pada 19 - 20 November 2009 di Surabaya, Jawa Timur. Dia menyebutkan, kegiatan akan menghadirkan 17 pembicara ahli dari Amerika Serikat, Australia, dan Singapura. Hamid mengatakan, kegiatan ini akan membahas isu - isu aktual yang sedang berkembang di seluruh dunia dan berbagai metode layanan yang dikembangkan di berbagai belahan bumi.

"Praktek - praktek terbaik layanan PAUD yang ada di berbagai negara kita coba sharing, sehingga nantinya layanan pendidikan PAUD ini ke depan di Indonesia bukan hanya aksesnya yang bertambah, tapi juga harus diikuti dengan layanan PAUD yang lebih bagus dan terintegrasi," kata Hamid. Hal ini ditujukan agar anak - anak generasi bangsa Indonesia ke depan semakin baik dan berkembang, sehingga menjadi aset potensial bagi kemajuan bangsa ini.

Direktur PAUD Sudjarwo Singowidjojo menyebutkan, kebutuhan pendanaan PAUD agar mutunya bagus dan memenuhi standar pertahunnya antara Rp3 triliun sampai dengan Rp4 triliun. Dia menyebutkan, anggaran saat ini Rp500 miliar. "Pemerintah daerah dihimbau untuk memberikan kontribusi yang memadahi,

Beasiswa S2 dari SF, Tinggal Pilih Universitasnya!

Sampoerna Foundation (SF) berikan satu beasiswa program Master’s of Business Administration (MBA) di universitas terkemuka di luar negeri. Batas pengiriman aplikasinya 1 Februari 2010.

Program beasiswa MBA tersebut terdiri dari beberapa pilihan negara yaitu di Amerika Serikat, Australian Education International di Australia, di Prancis, di Inggris, serta di Singapura.

Syarat utamanya, pelamar beasiswa harus memenuhi seluruh persyaratan di bawah ini, yang antara lain adalah warga negara Indonesia, berusia maksimal 35 tahun saat mendaftar program beasiswa ini, lulus S1 dari universitas lokal dan dari jurusan apapun dengan IPK minimal 3.00 (dalam skala 4.00), memiliki pengalaman kerja penuh-waktu selama minimal 2 tahun setelah menyelesaikan pendidikan S1, serta tidak sedang mengikuti pendidikan S2, ataupun sudah memiliki gelar S2 atau sederajat.

Selain itu, pendaftar beasiswa ini bukan lulusan dari universitas di luar negeri, kecuali jika karena menerima beasiswa penuh dan tidak sedang menerima beasiswa yang sejenis. Pada batas akhir pendaftaran, 1 Februari 2010, pelamar telah mendaftarkan diri ke universitas-universitas yang direkomendasikan oleh SF untuk tahun ajaran 2010/2011.

Satu syarat lain yang penting perlu dicermati adalah penerima beasiswa memiliki motivasi untuk kembali ke Indonesia dan bekerja di Indonesia setelah menyelesaikan program MBA-nya. Aplikan yang terbukti memalsukan informasi di formulir aplikasi atau pada dokumen apapun yang dilampirkan dalam formulir aplikasi akan langsung didiskualifikasi.
Beasiswa meliputi penggantian satu kali biaya tes GMAT serta TOEFL/ IELTS yang sesuai tagihan/bukti pembayaran asli, penggantian biaya pendaftaran ke universitas untuk maksimal dua universitas, biaya proses pembuatan visa pelajar, tiket pesawat pergi-pulang dari Jakarta ke negara tujuan studi, biaya studi, tunjangan hidup selama masa studi, serta tunjangan buku.

Informasi lengkap mengenai beasiswa:
www.sampoernafoundation.org/content/view/1481/257/lang,id/.

Formulir Aplikasi
Formulir Referensi

Kedua formulir yang telah dilengkapi dengan dokumen - dokumen pendukung yang disyaratkan tersebut bisa dikirimkan ke kantor SF:
Sampoerna School of Education Building
Jl. Kapten Tendean No.88 C, 5th Floor
Jakarta Selatan 12710,
Indonesia.

Pengiriman paket aplikasi harus mencantumkan nama program beasiswa ini di sebelah kanan atas amplop.

Guru Bertugas Bangkitkan Anak Didik Bercita-Cita

Tugas utama seorang guru dengan kemuliaannya adalah mampu memotivasi dan membangkitkan agar anak didik punya cita - cita. Guru diharapkan mampu mendorong anak didik bersikap optimis. Guru dianggap berprestasi jika siswa - siswa mampu melebihinya.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh dihadapan para finalis Lomba Kreasi dan Inovasi Media Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama Tingkat Nasional, Selasa (10/11/2009) di Depdiknas, Jakarta.

"Anak didik kita itu masa depan kita semua. Oleh karena itu, dia harus kita berikan motivasi dan dorongan - dorongan agar dia punya cita - cita, punya mimpi - mimpi besar. Media (pembelajaran) yang akan kita lombakan sebagai kreasi dan inovasi dari bapak ibu sekalian itu adalah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ikhtiar untuk meningkatkan kualitas pendiidkan kita," kata Mendiknas.

Tema lomba adalah Media Pembelajaran untuk Menciptakan Proses Pembelajaran yang Efektif, Efisien, dan Mengembangkan Kemandirian dalam Belajar Para Siswa. Lomba bertujuan untuk memotivasi guru SMP seluruh Indonesia untuk berkreasi, berinovasi, dan menggunakan media untuk pembelajaran yang efektif, efisien, interaktif, menyenangkan, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa kreativitas dan kemandirian peserta didik di dalam belajar.

Panitia penyelenggara lomba telah menetapkan 198 karya yang lolos ke tahap peniliaian babak II dari 307 karya yang diterima panitia dari seluruh Indonesia. Mendiknas menyatakan, bagi para pemenang akan mendapatkan penghargaan yaitu dibantu untuk mengurus hak cipta hasil karyanya. "Para pemenang kita berikan penghargaan. Salah satu diantaranya kita bantu mendapatkan hak cipta, sehingga hasil karya ibu dan bapak ada pengakuan," katanya.

Menurut Mendiknas media pembelajaran dapat diibaratkan sebagai jembatan. Mendiknas menjelaskan, jika guru sudah menyiapkan informasi - informasi yang luar biasa, tetapi karena medianya tidak bagus maka informasi akan hilang dan tidak sampai ke siswa atau kalau sampai sudah berkurang. "Sehingga media (pembelajaran) ini sangat penting," katanya.

Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Suyanto melaporkan, karya yang dilombakan merupakan hasil penelitian termasuk penelitian tindakan kelas yang berfokus pada pengembangan atau penciptaan inovasi dan pemanfaatan media pembalajaran baik media sederhana atau multimedia. Dia menyebutkan, media pembelajaran ini digunakan untuk pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS dan PKN. "Media pembelajaran yang dimaksud telah digunakan dalam proses pembelajaran dasar empiris, memfasilitasi pembelajaran yang efektif, efisien, interaktif, dan menyenangkan, " katanya.

Pada kesempatan yang sama Mendiknas menyampaikan, pada Program Kerja 100 Hari Depdiknas yang ditentukan sampai dengan 1 Februari 2010, pemerintah akan bekerja keras merampungkan banyak hal termasuk peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah. "Nanti Insya Allah ada pelatihan upgrading kepala sekolah selama 2010. Paling tidak ada 30.000 kepala sekolah/pengawas yang harus diupgrade agar kualitas pendidikan kita juga akan meningkat," katanya.

Lebih lanjut Mendiknas mengatakan, terkait distribusi guru yang ada di daerah terpencil, terluar, dan tertinggal, pemerintah akan mengambil kebijakan khusus. Mendikas, menyebutkan, sebanyak 12 kepala dinas pendidikan provinsi dan 33 kepala dinas pendidikan kabupaten/kota telah diundang untuk memberikan masukan kebutuhan riil pendidikan di daerah terpencil. "Kita ingin memberikan insentif bagi guru-guru yang bersedia untuk bertugas di daerah - daerah terpencil," katanya kepada pers usai pembukaan acara lomba.

Mendiknas mengatakan, pemerintah dalam mengambil kebijakan tidak menggunakan pendekatan secara obligasi yaitu pendekatan yang didasarkan atas kewajiban, tetapi dengan pendekatan insentif. Mendiknas menyebutkan, ada dua pendekata insentif yaitu insentif finansial dengan kenaikan gaji dan insentif karir dengan kenaikan pangkat. "Yang tadinya mungkin dalam dua tahun naik pangkatnya. Ini mungkin tiap tiga tahun naik dua kali atau satu tahun naik satu kali dan seterusnya. Ini yang sedang dirumuskan," katanya.

Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas Baedhowi menyebutkan, saat ini terdapat 41.000 guru yang tersebar di 33 kabupaten di daerah perbatasan terluar, terpencil, dan terdepan. "Itu adalah data berdasarkan NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan) yang sedang kita kerjakan sampai kondisi September 2009," katanya.***

Jumat, 30 Oktober 2009

Mendiknas Fokus Perbaikan Infrastruktur Sekolah

JAKARTA: Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) pada Kabinet Indonesia Bersatu II,...

Mohammad Nuh menegaskan dirinya akan menargetkan perbaikan infrastruktur sekolah pada 100 hari pertama.

"Pada 100 hari pertama saya menjabat saya akan memulai perbaikan sekolah rusak atau bocor," kata Mendiknas Mohammad Nuh.

Ia menjelaskan, selain perbaikan sekolah rusak di masa 100 hari pertama menjabat dirinya akan melakukan sejumlah hal.

Yang pertama adalah melanjutkan program pendidikan tahun 2009 yang belum tuntas dan sudah ditetapkan pada pemerintahan menteri sebelumnya. "Pada 100 hari pertama saya menjabat yakni sekitar November 2009 hingga Januari 2010, saya akan melanjutkan program tahun 2009 yang telah ditetapkan oleh menteri sebelumnya," katanya.

Selain itu dirinya akan melakukan pengembangan program sesuai dengan kontrak kinerja yang telah ditandatanganinya di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ditambah lagi, ia juga akan membuat program-program baru di bidang pendidikan yang diperlukan pada 100 hari pertama dirinya menjabat.

"Selain meneruskan program yang sudah ditetapkan, saya juga akan mengembangkannya dan membuat program-program baru di bidang pendidikan," katanya.

Akan tetapi, mantan menteri komunikasi dan informatika (Menkominfo) pada Kabinet Indonesia Bersatu I itu menegaskan bahwa target utama yang ingin dicapainya adalah perbaikan infrastruktur gedung-gedung sekolah sehingga tidak ada lagi siswa yang belajar di sekolah rusak atau bocor saat hujan.

"Kalau infrastruktur sekolahnya baik, maka proses belajar mengajar juga akan berjalan dengan baik," katanya.

Ia menargetkan penyelesaian perbaikan infrastruktur bangunan sekolah di seluruh Indonesia akan rampung pada tahun 2010. "Saya berharap perbaikan infrastruktur gedung-gedung sekolah di Indonesia dapat rampung pada tahun 2010," katanya.

Ia mengakui akan banyak sekali tantangan yang dihadapinya dalam menjabat menteri pendidikan nasional. Namun demikian, atas dukungan semua pihak dan masyarakat ia optimis bisa menjalankan tugas yang diamanahkan kepadanya dengan baik untuk membawa pendidikan Indonesia lebih maju lagi.(Ant/OL-02) -Media Indonesia-

Serah Terima Jabatan Mendiknas

Jakarta, - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Kabinet Indonesia Bersatu Prof.Dr. Bambang Sudibyo MBA, menyerahkan jabatan...

Mendiknas kepada Prof.Dr.Ir.H.Mohammad Nuh DEA, Kamis (22/10/2009).

Serah terima jabatan diselenggarakan setelah sebelumnya, pada Kamis (22/10/2009) siang di Istana Negara, Presiden RI Dr.H.Susilo Bambang Yudhoyono melantik para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Mohammad Nuh dilantik dan menjabat sebagai Mendiknas di kabinet ini mulai periode 2009-2014.

Dalam sambutannya, Mohammad Nuh, yang sebelumnya menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika pada Kabinet Indonesia Bersatu periode 2007-2009, mengatakan, persoalan pendidikan adalah persoalan yang sangat kompleks. Oleh karena itu, kata dia, diperlukan partisipasi dari masyarakat. Pendidikan, lanjut dia, juga tidak bisa dilepaskan dari karakter dan budaya. "Jadikan sekolah sebagai bagian dari membangun karakter dan budaya," katanya.

Mendiknas Kabinet Indonesia Bersatu Bambang Sudibyo pada kesempatan yang sama menyampaikan, sejak dilakukan amandemen Undang-Undang Dasar (UUD)1945 disusul UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, aspirasi dan tuntutan masyarakat akan pendidikan melonjak tinggi.

Bambang yang menjabat sebagai Mendiknas mulai 21 Oktober 2004 sampai dengan 22 Oktober 2009 ini mengatakan, selama lima tahun mulai 2005-2009, bersama seluruh jajaran Depdiknas telah membakukan kebijakan pendidikan melalui Rencana Strategis Pendidikan Nasional 2005-2009. "Pada akhir 2009 hampir semua indikator kinerja kunci dalam renstra telah dapat dicapai bahkan banyak yang melampaui target. Pada 2009, ketentuan UUD 1945 untuk mengalokasikan (anggaran) sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN untuk pendidikan dipenuhi Pemerintah bersama-sama DPR," katanya.

setelah selesai acara serah terima jabatan, Mendiknas Mohammad Nuh mengadakan konferensi pers di ruang sidang mendiknas gedung A Departemen Pendidikan Nasional, untuk menyampaikan empat pilar, yakni, sekolah yang layak, terjangkau, berkualitas, dan adanya jaminan kepada lulusannya. (ALI/AND) -sidiknas-

Pelatihan Pembelajaran TIK bagi Guru

Jakarta, Rabu (21 Oktober 2009)--Pusat Pendidikan Terbuka Jarak Jauh Asia Tenggara atau SEAMOLEC mengadakan pelatihan pembelajaran...

berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi guru-guru SMP, SMA, dan SMK. Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) khususnya guru agar mereka dapat melakukan pembelajaran secara online.

Manajer Konten Teknologi Informasi SEAMOLEC Dewi Sopiah mengatakan, sebagai tahap awal, kegiatan yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2009 di 16 provinsi di Indonesia telah melatih sebanyak 24.711 orang guru dari target peserta 500.000 orang. "Guru atau murid di pelosok yang tidak terjangkau internet pun dapat melakukan diklat ini. Diharapkan mereka dapat mempelajari materi pembelajaran sesuai keinginan mereka. Artinya belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja," katanya saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media Depdiknas, Jakarta, Rabu (21/10/2009) .

Dewi menjelaskan, materi pelatihan selama lima hari ini meliputi internet untuk pembelajaran, facebook untuk pembelajaran, peta module, program mapping, dan pembelajaran TIK menggunakan perangkat lunak Moodle. "Para peserta akan diajari membuat dan menulis dengan email. Mereka juga diajari cara melakukan pencarian materi pembelajaran melalui internet," katanya.

Dewi mengatakan, situs jejaring sosial Facebook dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi anak. Selain itu, kata dia, dengan menggunakan perangkat lunak Moodle, seorang guru dapat melakukan pembelajaran tanpa tatap muka. Moodle, kata dia, dapat diunduh secara gratis dari internet. Perangkat lunak ini juga tersedia dalam bahasa Arab. "Para guru dapat mengajarkan Moodle sebagai suplemen di sekolah. Konten pembelajaran diserahkan ke guru-guru sendiri karena mereka yang tahu," katanya.

Menurut Dewi, antusiasme peserta mengikuti kegiatan ini cukup bagus. Dia menyebutkan, dari 26 kabupaten yang telah mengikuti pelatihan, jumlah pesertanya melampaui target 60 guru di setiap kabupaten."Pesertan ya mencapai 70 orang lebih. Bahkan ada guru sekolah dasar (SD) yang menjadi peserta," katanya.

Dewi menyebutkan, hanya lima persen calon peserta yang belum bisa IT. Para peserta, kata dia, diwajibkan membawa laptop untuk dapat membawa pulang materi pembelajaran dan mengembangkannya sendiri. "Para peserta rata-rata sudah membawa laptop walaupun meminjam," katanya.

Provinsi yang melakukan pelatihan ini, yakni Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jambi, Lampung, Jawa Tengah, Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Bali, Sumatera Utara, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. "Tahun depan akan kita tingkatkan di provinsi-provinsi yang belum mengikuti pelatihan," kata Dewi.*** -GIM-

Satelit Mini Buatan Mahasiswa Indonesia Mengorbit Tahun 2012

Satelit mini atau nano-satelit buatan mahasiswa Indonesia akan diluncurkan pada tahun 2012...

karena pembahasan antarmahasiswa UGM, ITB, ITS, UI, dan PENS ITS serta mahasiswa Indonesia di luar negeri sudah dimulai.

"Mulai tahun ini (2009), kami melakukan serangkaian pertemuan dengan mahasiswa dari berbagai kampus," kata peneliti asal Indonesia di TU Delft Belanda, Dedy HB Wicaksono PhD di Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/10).

Di sela-sela Lokakarya INSPIRE (Indonesian Nano Satellite Platform Initiative for Research & Education) di PENS ITS, ia mengatakan pertemuan akan berlanjut dengan penelitian secara intensif di Belanda atau di Indonesia. "INSPIRE merupakan forum pertemuan antarmahasiswa dengan berbagai stakeholder dari pemerintah dan lembaga riset untuk mendorong penguasaan teknologi satelit sejak kalangan mahasiswa," katanya.

Alumnus Teknik Fisika ITB Bandung (S1) itu menyatakan Indonesia sangat membutuhkan satelit untuk peta hutan, perikanan, bencana alam, kepulauan, kriminalitas laut, dan sebagainya. "Kita sudah memiliki Satelit Palapa dan usianya sudah 30 tahunan. Teknologinya dibuat di luar negeri, sehingga devisa negara akan tersedot keluar dan kita akhirnya tidak memiliki kemandirian," kata alumnus Tokyo University of Technology (S2) itu.

Menurut alumnus TU Delft Belanda (S3) itu, satelit yang besar itu membutuhkan dana yang mahal hingga ratusan miliar atau bahkan triliunan, namun nano-satelit hanya berkisar Rp5 miliar dan satelit mini akan bertahan selama kurun tiga tahunan.

"Tidak hanya murah, tapi nano-satelit itu sebenarnya dapat kita kuasai dengan mudah, apalagi di dalamnya sudah ada unsur pendidikan, aspek aplikasi teknologi, dan penelitian lintas keilmuan seperti telekomunikasi, elektronika, energi surya, dan sebagainya," katanya.

Oleh karena itu, kata penggagas INSPIRE itu, para dosen dapat mendorong mahasiswa telekomunikasi yang selama ini merumuskan tugas akhir (TA) tentang alat-alat telekomunikasi seperti handphone (HP), namun kini dapat mengarahkan TA pada bidang satelit.

"Jadi, pembahasan dapat dilakukan pada tahun 2009, lalu tahun 2010 dengan penelitian intensif, bahkan TU Delft sangat senang bila penelitian dapat dilakukan di Belanda, kemudian tahun 2011 dilakukan persiapan dan tahun 2012 ada peluncuran," katanya.

Senada dengan itu, Sekretaris Menkominfo, Dr Eng Son Kuswadi menyatakan, dana pembuatan nano-satelit hanya Rp5 miliar dan bila dimulai dengan pertemuan, penelitian, hingga akhirnya peluncuran nano-satelit, maka akan dibutuhkan dana sekitar Rp10 miliar.

"Pembahasan lewat workshop yang melibatkan puluhan mahasiswa dari berbagai universitas itu akan kita lakukan dua kali selama tahun 2009, termasuk pembahasan dengan LAPAN, BPPT, IPTN, Departemen Kelautan dan Perikanan," katanya.

Setelah itu, kata dosen robotik PENS ITS Surabaya itu, pembahasan intensif untuk aplikasi akan dilakukan di TU Delft Belanda dan di Indonesia hingga tahun 2011. "Tahun 2012 akan kita lakukan peluncuran, apakah peluncuran akan memanfaatkan lembaga sejenis LAPAN di Indonesia yang sudah memiliki lokasi peluncuran roket atau mungkin LAPAN juga sudah siap pada tahun itu," katanya.

Ia menambahkan pemanfaatan nano-satelit itu akan diaplikasikan untuk fungsi telekomunikasi di saat bencana alam dan pencegahan pencurian ikan. "Nantinya, bisa juga untuk sensor cuaca," katanya. (Ant/OL-03) -Media Indonesia-

Universitas Indonesia Tempati Ranking 201 Dunia

Universitas Indonesia (UI) menempati ranking 201 dunia berdasarkan...

rilis lembaga pemeringkat perguruan tinggi Times Higher Education-QS World University Ranking (THE-QS World). UI mengalahkan beberapa universitas terkenal di Filiphina, Malaysia, dan Vietnam. Peringkat ini naik dari ranking 287 pada 2008 dan ranking 395 pada 2007.

Hal tersebut disampaikan Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri saat memberikan keterangan pers di Gedung Depdiknas, Jakarta, Kamis (8/10/2009).

THE-QS World melakukan pemeringkatan 500 universitas terbaik di dunia dari 5.000 perguruan tinggi yang disurvei di seluruh dunia. Adapun indikator peringkat tersebut adalah unjuk kerja riset dan publikasi, unjuk kerja pengajaran, internasionalisasi, unjuk kerja keterserapan lulusan di dunia kerja, dan tata kelola.

Gumilar menyampaikan, peringkat tersebut diraih UI atas prestasi mahasiswa dan di bidang riset. UI, kata dia, sampai Oktober 2009 telah menjuarai 17 kejuaraan tingkat dunia mulai dari paduan suara, kontes debat, sampai olimpiade Matematika tingkat dunia. "Publikasi UI pada tahun ini hampir mencapai 10.000 buku publikasi," katanya.

Gumilar menambahkan, hal lain yang membuat peringkat UI mencuat adalah internasionalisasi dan tata kelola menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Gumilar menyebutkan, selain menempati ranking 201 dunia, UI menempati ranking 102 di bidang ilmu sosial dan ranking 104 di bidang seni dan humaniora. UI juga menempati ranking 34 Asia, naik dari ranking 50 pada 2008, sedangkan di tingkat ASEAN UI menempati ranking lima.

Peringkat pertama sampai dengan lima universitas di ASEAN berturut-turut adalah National University of Singapore (NUS), Nanyang Technological University Singapore, Chulalongkorn University Thailand, University of Malaya Malaysia, dan Universitas Indonesia.** * GIM


Untuk pengaduan dan informasi lain dapat anda kirimkan melalui:

SMS : 0811-976-929
Fax : 021-5703337
Telp : 021-5707303
Surat : PO.BOX 4490
E-mail : aspirasi@diknas.go.id

Senin, 12 Oktober 2009

Mendiknas Jamin Bangun Kembali Fasilitas Pendidikan Akibat Gempa Sumbar dan Jambi

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo menjamin untuk membangun kembali fasilitas pendidikan yang terkena gempa bumi di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) dan Jambi. Fasilitas pendidikan yang akan dibangun kembali diperuntukkan baik bagi sekolah negeri maupun swasta.
"Saya barusan saja ke sana. Saya sudah menengok sekolah - sekolah dan perguruan tinggi yang rusak korban bencana. Semuanya pasti akan kita rehabilitasi dan kita bangun kembali, sehingga pendidikan di Provinsi Sumatera Barat ataupun di Jambi akan pulih kembali. Biasanya dua tahun sudah akan kita pulihkan kembali. Insya Allah masa tanggap darurat akan cepat diselesaikan," katanya usai meresmikan perluasan Perpustakaan Depdiknas, Kamis (8/10/2009) di Depdiknas.

Saat ini, kata Mendiknas, komunitas pendidikan yang menempati posko di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat sedang melakukan tanggap darurat. Pada masa ini, kata Mendiknas, setiap kelas yang rusak berat dan tidak bisa difungsikan kembali akan dibangun satu kelas darurat dengan standar biaya sekitar Rp.8 juta. "Hari ini uangnya sudah dikucurkan oleh para Gubernur," katanya.

Mendiknas mengatakan, tidak banyak guru, siswa, maupun mahasiswa yang menjadi korban gempa di Sumatera Barat. Namun, lanjut Mendiknas, gedung sekolah cukup banyak yang rusak, tetapi kondisinya tidak seburuk seperti gempa yang terjadi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. "Nasib anak sekolah sekarang masih dilakukan pendataan dan masih bergerak terus. Itupun masih harus perlu diklarifikasi, " katanya.

Mendiknas berharap, kelas darurat yang dibangun tidak terlalu lama dilaksanakan di bawah tenda, tapi di sebuah bangunan semi permanen yang dapat bertahan sampai dua tahun dan dalam kondisi yang layak.

Mendiknas: Guru Lebih Kreatif Ajarkan Kesadaran Berkonstitusi

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo meminta agar para guru lebih kreatif mengajarkan kesadaran berkonstitusi. Lebih dari itu, kata Mendiknas, guru bukan hanya mengajarkan tentang kewarganegaraan, tetapi juga bagaimana pendidikan diatur di Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional.


Mendiknas meminta agar guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memahami betul bahwa sudah terjadi reformasi pendidikan secara kolosal dan mendasar di dalam UUD 1945. Lebih lanjut Mendiknas mengatakan, amanat untuk mengajarkan dan mensosialisasikan kesadaran berkonstitusi bukan hanya tugas guru mata pelajaran PKn saja.

Mendiknas mengatakan, seorang guru sejarah mestinya mengajarkan sejarah dalam perspektif konstitusi. Sementara guru agama dapat mengajarkan hablumminannas atau hubungan dengan sesama makhluk dalam perspektif konstitusi di dalam bingkai Negara Kesaturan Republik Indonesia (NKRI). "Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan bisa dipakai untuk sosialisasi kesadaran berkonstitusi," kata Mendiknas usai menyaksikan penandatangan nota kesehapaman bersama antara Mahkamah Konstitusi (MK) dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan Departemen Agama (Depag), Jumat (9/10/2009), di Hotel Sheraton Media, Jakarta.

Penandatanganan dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Janedjri M. Gaffar, Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional Dodi Nandika, dan Sekretaris Jenderal Departemen Agama Bahrul Hayat. Turut menyaksikan penandatanganan Ketua MK Moh.Mahfud MD dan Menteri Agama Maftuh Basyuni.

Nota kesepahaman ini menyepakati kerjasama ketiga belah pihak untuk melakukan penyelenggaraan pendidikan kesadaran berkonstitusi dan pemilihan guru berprestasi bagi guru PKn se-Indonesia.

Mahkamah Konstitusi menjadikan anak didik sebagai kelompok sasaran yang strategis untuk mewujudkan budaya sadar berkonstitusi. Alasannya karena potensi peranan mereka pada masa datang sebagai generasi penerus perjuangan bangsa. MK memandang gurulah yang dianggap sosok terbaik yang dapat melakukannya.

Mendiknas mengatakan, dampak pendidikan kesadaran berkonstitusi sangat bagus diterapkan di sekolah. Melalui pendidikan ini, kata Mendiknas, siswa akan semakin menyadari tentang konstitusi bangsa ini. "Konstitusi adalah kesepakatan kita yang harus kita pegang betul dalam kehidupan sehari - hari," katanya.

Menteri Agama Maftuh Basyuni mengatakan, guru madrasah atau guru sekolah adalah garda terdepan dalam upaya penyebarluasan ilmu dan pengetahuan. Menurut dia, memberikan pemahaman tentang konstitusi bagi para guru merupakan upaya sangat strategis dalam penyadaran berkonstitusi. "Apabila para guru telah memahami konstitusi maka dapat dijamin bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama sebagian besar masyarakat Indonesia akan segera memahami konstitusi secara baik," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Maftuh, sosialisasi kepada para guru Pkn dan siswa madrasah tidak saja memberikan pengetahuan tentang konstitusi kepada para guru itu sendiri, melainkan dapat mendorong upaya penyadaran berkonstitusi kepada masyarakat Indonesia seluruhnya." Dan pada gilirannya akan menumbuhkan lembaga kontrol sosial yang dapat berperan serta menciptakan tertib bernegara dan bermasyarakat," katanya.

Ketua MK Moh Mahfud MD meminta agar jangan mengajarkan konstitusi kepada siswa bahwa konstitusi itu benar karena konstitusi merupakan hasil kesepakatan. Namun demikian, lanjut dia, terlepas dari soal benar dan salah secara teori konstitusi yang disepakati saat ini adalah yang benar dan harus diikuti oleh siapapun dan mengikat dengan segala konsekuensi hukum.***

Senin, 21 September 2009

Depdiknas Siapkan Dana Rp22 Miliar untuk Rekonstruksi dan Rehabilitasi Bangunan Sekolah

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyiapkan dana Rp22 miliar untuk rekonstruksi dan rehabilitasi bangunan sekolah akibat gempa yang terjadi di Jawa Barat. Sementara untuk tahap tanggap darurat disediakan dana Rp2 miliar.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo saat memberikan keterangan pers di SMPN 1 Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat didampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada rangkaian kunjungan kerjanya ke sejumlah sekolah yang terkena gempa, Sabtu (5/09/2009).

Pada kesempatan yang sama Mendiknas menyerahkan bantuan secara simbolis berupa tas dan seragam sekolah kepada Bupati Sukabumi Sukmawijaya. Total bantuan perlengkapan sekolah yang diberikan adalah 1.300 tas berikut isinya dan 1.000 seragam sekolah.

Mendiknas mengatakan, tahap pertama penanganan gempa di bidang pendidikan adalah tahap tanggap darurat yakni menginventarisasi sekolah yang telah rusak. Tahap kedua adalah rehabilitasi dan rekonstruksi. "Saya sudah sepakat dengan Gubernur bahwa hancur dan rusak berat adalah tanggung jawab Mendiknas untuk merehabilitasi dan merekonstruksinya, seperti yang berlaku di Jawa Tengah dan DIY. Kemudian yang rusak ringan adalah tanggung jawab gubernur, bupati, dan walikota," katanya.

Mendiknas mengimbau kepada masyarakat terutama perusahaan - perusahaan seperti halnya dalam kasus bencana Aceh, Jawa Tengah, dan DIY untuk turun tangan membantu rehabilitasi sekolah-sekolah di Jawa Barat. "Sehingga bencana ini kita ubah menjadi berkah untuk sektor pendidikan seperti yang terjadi di Aceh, Jawa Tengah, dan DIY. Sekarang ini secara fisik sekolah - sekolah yang paling bagus di Indonesia adalah di Aceh, Bantul, dan Klaten. Justru karena bencana," ujarnya.

Ahmad menyampaikan, berdasarkan data sementara paling terakhir yang diterima dari satuan koordinasi dan pelaksana (Satkorlak) bencana alam Jawa Barat pukul 06.00 wib., dari 12 kabupaten dan kota yang terlanda gempa terdapat 32 sekolah hancur kebanyakan terdapat di Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Garut. Sebanyak 674 sekolah rusak berat dan 608 rusak ringan. "Tidak ada korban jiwa karena sore hari sudah kosong suasananya

SEAMOLEC Kirim Instruktur Game Pembelajaran ke Kamboja

Pusat Pendidikan Terbuka Jarak Jauh Asia Tenggara atau SEAMOLEC akan mengirimkan instruktur game pembelajaran dan Kamboja. Mulai 7 - 18 September 2009 mereka akan melatih pembuatan game pembelajaran berbasis mobile (bergerak) yang dipasang di perangkat handphone berteknologi Java.

Deputy Direktur Program SEAMOLEC Ith Vuthy mengatakan, program pelatihan yang akan diselenggarakan di National Polytechnic Institute of Cambodia (NPIC) ini akan mengembangkan program kamus bahasa Khmer-Indonesia dan Matematika. Hasil purwarupa (prototype) program diselesaikan sampai akhir tahun. "Semua bisa belajar melalui hp mengenai bahasa. Hasil diakhir tahun disumbangkan kepada masyarakat Kamboja untuk belajar di hp," katanya saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media (GIM) Depdiknas, Jakarta, Selasa (15/09/2009).

Program ini merupakan diseminasi dari program Java Education Network Indonesia (JENI) yang telah dikembangkan di Indonesia sejak 2007. Program JENI melibatkan 9.000 mahasiswa dan siswa dari 80 kampus dan sekolah di Indonesia. "Konten yang sekarang kita lihat masih bersifat hiburan. Kapan lagi kalau tidak sekarang kita akan memulainya untuk membuat konten edukasi di dalam mobile (hp)," kata Cahya Kusuma Ratih, instruktur senior dari JENI.

Ratih berharap, mobile game edukasi yang dikembangkan di Indonesia dapat diduplikasi di Asia Tenggara. Dia mengatakan, produk dari Indonesia yang sekarang sudah mencapai 300 produk akan dikembangkan menjadi 600 pada akhir tahun ini. "Tidak akan kalah dengan hasil produksi oleh siswa mahasiswa di Asia Tenggara," katanya.

Staf Hubungan Masyarakat dan Marketing SEAMOLEC Timbul Pardede mengatakan, sebelumnya pelatihan yang sama telah dilakukan di Hanoi Open University (HOU) Vietnam pada 24 - 28 Agustus 2009. Hasil pelatihan menghasilkan game bahasa Indonesia-Vietnam sederhana dilengkapi 1.000 kata. Program lanjutan yang akan dikembangkan adalah pembelajaran Matematika dan pariwisata Vietnam.

Timbul mengatakan, tindak lanjut dari program ini adalah pelatihan mobile learning yang akan dilakukan di seluruh sekolah di Hanoi, Vietnam. "Peluang pembelajaran melalui mobile dalam bentuk game lebih dapat diterima di Hanoi dibandingkan web base learning

Jumat, 28 Agustus 2009

Selasa, 18 Agustus 2009

Hacker Hacker Terbaik INDONESIA

1. Dani Firmansyah A.K.A Xnuxer

Image

xnuxer, nama panggilan Dani Firmansyah di dunia bawah tanah, di tangkap Satuan Cyber Crime Direktorat Reserse Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya pada tanggal 24 April 2004 sekitar pukul 17:20 di Jakarta.

Jumat 16 April, Xnuxer mencoba melakukan tes sistem sekuriti kpu.go.id melalui XSS (cross site scripting) dari IP 202.158.10.117, namun dilayar keluar message risk dengan level low (website KPU belum tembus atau rusak).
Sabtu 17 April 2004 pukul 03.12,42, Xnuxer mencoba lagi melakukan penetrasi ke server tnp.kpu.go.id dengan cara SQL Injection dan berhasil menembus IP tnp.kpu.go.id 203.130.201.134, serta berhasil meng-up date daftar nama partai pada pukul 11.23,16 sampai pukul 11.34,27. Teknik yang dipakai Xnuxer dalam meng-hack yakni melalui teknik spoofing (penyesatan). Xnuxer melakukan serangan dari IP 202.158.10.117, kemudian membuka IP Proxy Anonymous Thailand 208.147.1.1 sebelum msuk ke IP tnp.kpu.go.id 203.130.201.134, dan berhasil membuka tampilan nama 24 partai politik peserta pemilu.
Beruntung Xnuxer meng-hack situs KPU hanya karena ingin mengetes keamanan sistem keamanan server tnp.kpu.go.id, tanpa ada muatan politik. Di tambah, sifat Xnuxer yang sangat cooperatif, akhirnya Xnuxer hanya di bui beberapa bulan saja.

2. Onno W. Purbo A.K.A Kang Onno

Image

Onno Widodo Purbo (lahir di Bandung 17 Agustus 1962; umur 45 tahun) adalah seorang tokoh (yang kemudian lebih dikenal sebagai pakar di bidang) teknologi informasi asal Indonesia. Ia memulai pendidikan akademis di ITB pada jurusan Teknik Elektro pada tahun 1981. Enam tahun kemudian ia lulus dengan predikat wisudawan terbaik, kemudian melanjutkan studi ke Kanada dengan beasiswa dari PAU-ME.

RT/RW-Net adalah salah satu dari sekian banyak gagasan yang dilontarkan. Ia juga aktif menulis dalam bidang teknologi informasi media, seminar, konferensi nasional maupun internasional. Percaya filosofy copyleft, banyak tulisannya dipublikasi secara gratis di internet.

Pejuang kemerdekaan frekuensi 2.4 GHz, VOIP-Rakyat, dan Antena Wifi dari kaleng.

3. I Made Wiryana A.K.A Pak Made

Image

Cyber Paspampres nih, konon website dan server President SBY beliau yang pegang untuk maintenance dan keamanannya… (pernah digempur ampe DDos, namun dalam waktu itungan detik back-up server –ga tau dah back-up yang nomor berapa– langsung up).
Beliau juga pelopor perkembangan linux di indonesia bersama pak Rusmanto (redaktur Info Linux) and yangh pasti dia Dosen gw (GUNADARMA), menyelesaikan pendidikan di dua institusi pendidikan yaitu S1-Fisika Universitas Indonesia pada tahun 1991 dan S1-manajemen Informatika STIMIK Gunadarma tahun 1992 dan melanjutkan Magister di eidith cowan university Australia dan sejak tahun 2004 sampai sekarang sedang menyelesaikan program Doktoral di RVS Bielfield Jerman. Dan sekarang berdomisili di Jerman. Status pekerjaannya adalah Dosen Tetap universitas Gunadarma.

Sabtu, 01 Agustus 2009

Olimpiade Sains Nasional Pacu Proses Pendidikan di Daerah

Tradisi penyelenggaraan Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang digelar setiap tahun dapat dijadikan pemicu proses pendidikan di daerah. Terutama pada pendidikan yang terkait dengan mata pelajaran yang dikompetisikan.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen Mandikdasmen Depdiknas) Suyanto saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media Depdiknas, Jakarta, Jumat (31/07/2009) .

Suyanto mengatakan, seleksi peserta OSN dilakukan mulai dari tingkat kabupaten sampai dengan tingkat provinsi. Dia berharap, pada pelaksanaan OSN tahun ini kualitas para pemenang meningkat. "Para pemenang memiliki peluang yang besar untuk ikut serta dalam olimpiade internasional, " katanya.

Suyanto menjelaskan, penyelenggaraan OSN dimulai pada 2002 untuk jenjang SMA, sedangkan untuk jenjang SD dan SMP dimulai pada 2003. Mata pelajaran yang dilombakan pada jenjang SD pada saat itu adalah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada jenjang SMP mata pelajaran yang dilombakan adalah Matematika, Fisika, Biologi. Adapun pada jenjang SMA mata pelajaran yang dilombakan meliputi Matematika, Kimia, Fisika, Biologi, dan Komputer. Khusus untuk jenjang SMA bidang Astronomi diperkenalkan pada 2005, bidang Ekonomi (2006), dan bidang Kebumian (2008).

Suyanto mengatakan, penyelenggaraan OSN bidang Ekonomi merupakan usulan dari Bank Indonesia. "Tujuannya supaya siswa - siswa kalau dia menjadi warga masyarakat dia bisa menjadi warga masyarakat yang secara ekonomi bisa mengelola kehidupan sehari - hari secara baik," katanya.

Lebih lanjut Suyanto mengatakan, bidang Kebumian dilombakan mengacu pada olimpiade tingkat internasional. Di samping itu, kata dia, kebumian memiliki relevansi dengan kondisi Indonesia yang rawan bencana. "Kalau ini(bidang Kebumian) diikutsertakan saya kira mereka(peserta lomba) akan mencintai lingkungannya dan memahami ilmu yang terkait dengan bencana itu, sehingga dapat mempersiapkan diri kalau dia harus dievakuasi dan menyelamatkan diri," katanya.

Suyanto menyampaikan, kegiatan OSN VIII 2009 akan dilaksanakan pada 3 - 9 Agustus 2009. Pembukaan acara akan dilaksanakan di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta pukul 19.00 WIB. OSN akan diikuti oleh sebanyak 1.447 peserta terdiri atas 198 siswa SD/MI, 297 siswa SMP/MTs, dan 886 siswa SMA/MA se-Indonesia.

Bidang ilmu yang dilombakan pada OSN VIII tingkat SD/MI meliputi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sedangkan pada tingkat SMP/MTs meliputi Matematika, Fisika, dan Biologi. Adapun pada tingkat SMA/MA meliputi Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Astronomi, Komputer, Ekonomi, dan Kebumian.

Pelaksanaan OSN diselenggarakan di beberapa tempat di Kota Jakarta. Untuk tingkat SD/MI di Hotel Bumi Karsa. Sementara untuk tingkat SMP/MTs bidang Matematika di SMPN 29, bidang Fisika di SMPN 11 dan SMPN 19, dan Biologi di SMPN 19. Pada tingkat SMA/MA bidang Matematika dan Kebumian di SMAN 01, bidang Fisika, Biologi, dan Kimia di SMAN 70, bidang Astronomi dan Ekonomi di SMAN 01/STEKPI, dan Komputer di Universitas Indonesia. Khusus untuk SDLB/SD inklusi dilaksanakan di Hotel Grand Tropica, Jakarta.

Adapun penutupan dan pengumuman pemenang akan diselenggarakan pada Sabtu, 8 Agustus 2009, pukul 08.00 WIB di Hall C2 Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta.

Jumat, 24 Juli 2009

Literatus Gratis Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan dapat dipandang dari berbagai sisi. Cara pandang tersebut melandasi langkah gerak teknologi pendidikan dalam dunia pendidikan. Teknologi pendidikan dapat dipandang sebagai suatu disiplin ilmu, bidang garapan, dan profesi. Masing-masing sudut pandang memiliki syarat-syarat tersendiri; dan teknologi pendidikan sudah memenuhi seluruh persyaratan ditinjau dari ketiga visi tadi.

Peningkatan teknologi pendidikan sebagai ilmu dan profesi ditentukan oleh kawasan dan bidang garapan. Teori berfungsi sebagai pemandu jalur arah perkembangan teknologi pendidikan agar benar. Bidang garapan mengembangkan, menerapkan, membuktikan, dan memperbaiki teori berdasarkan masukan dari lapangan.

Makalah ini membahas visi teknologi pendidikan baik dilihat dari sisi disiplin ilmu, bidang garapan, maupun profesi.

Selasa, 14 Juli 2009

6th International Mathematics and Science Olympiad for Primary School 2009 (6th IMSO 2009)

08/11/2009
6th International Mathematics and Science Olympiad for Primary School 2009

“Smart, Skilled, and Creative In a Joyful Competition for Excellence”

Tempat Pelaksanaan
Jogjakarta, Indonesia

Waktu Pelaksanaan
08 - 14 November 2009

Information and Guidelines IMSO 2009
Registration Form IMSO 2009

Sumber
http://www.ditptksd.go.id/

Jambore 1000 PTK-PNF 2009


Yogyakarta, 7 - 12 Agustus 2009

TEMA
Dengan Jambore Kita Wujudkan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Nonformal (PTK-PNF) yang profesional dan berprestasi.

JENIS - JENIS KEGIATAN:
1. Lomba Karya Nyata (LKN), Lomba Karya Tulis (LKT), Perlombaan Olahraga dan Seni (Porseni) dengan jumlah peserta 585 orang

Kategori Perorangan LKN, LKT, dan Porseni diikuti oleh 14 PTK-PNF per provinsi yaitu: Pendidik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Tutor KF (Keaksaraan Fungsional), Tutor Paket B, Pamong Belajar, Instruktur Bahasa Inggris, Instruktur Senam, Instruktur Tata Rias Pengantin, Instruktur Tata Busana, Penilik, Pengelola PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Pengelola TBM (Taman Bacaan Masyarakat), Pengelola Kursus, Pengelola IT (Information Technology), TLD (Tenaga Lapangan Dikmas).

Kategori Kelompok adalah Lomba Paduan Suara dan Senam Sajojo.



2. Forum Ilmiah PTK-PNF dengan jumlah peserta 200 orang

Peserta terdiri dari Kepala SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) terpilih (penilaian hasil capaian kinerja pemanfaatan dana bantuan), Perguruan Tinggi Negeri Pengembang Model Peningkatan kualifikasi PTK-PNF atau Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Program Peningkatan Mutu PTK-PNF dan Tim Asistensi Dit. PTK-PNF.


3. Bimbingan Teknis Penyusun Program PTK-PNF dengan jumlah peserta 100 orang

Peserta terdiri dari Kepala P2PNFI, BP-PNFI, BPKB, Bidang PNFI/PMPTK, SKB, Ketua Asosiasi/Forum PTK-PNF, Bagren Set. Ditjen. PMPTK, Ditjen. PNFI, Subdit. Program Dit. Bindiklat, LPMP, P4TK dan Subdit. Program Dit. PTK-PNF.


4. Evaluasi Pelaksanaan Tugas Korea Junior Expert (KJE) dengan jumlah peserta 40 orang

Peserta terdiri dari Sekretariat Negara, Departemen Luar Negeri, Menegpora, Biro Perencanaan dan KTLN Depdiknas, Ditjen. PMPTK, KOICA, Lembaga Penerima dan Korea Junior Expert (KJE).


5. Workshop LKBH (Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum) PTK -PNF dengan jumlah peserta 40 orang

Peserta terdiri dari LKBH PTk-PNF 33 Provinsi, LKBH PTK-PNF Pusat, Pakar Hukum, Staf ahli Menteri Bidang Hukum dan Organisasi Depdiknas.


6. Diklat Pendidik PNF dengan jumlah peserta 90 orang (2 angkatan)

Peserta terdiri dari Instruktur kursus dari 33 Provinsi.


7. Diklat Manajemen bagi Kepala SKB Baru dengan jumlah peserta 45 orang

Peserta terdiri dari Kepala SKB Baru dari 33 Provinsi.


Gebyar 1000 PTK-PNF
Malam Puncak acara Jambore 1000 PTK-PNF dengan Menteri Pendidikan Nasional dan Gubernur DI Yogyakarta, diikuti oleh seluruh peserta Jambore PTK-PNF yang berjumlah sekitar 1000 orang yang akan menyaksikan penganugerahan PTK-PNF berprestasi serta pertunjukkan kesenian pada tanggal 11 Agustus 2009 di Pelataran Panggung Terbuka Sendratari Ramayana Candi Prambanan, Yogyakarta

Sekretariat :
Direktorat PTK-PNF, Ditjen PMPTK
Komplek Perkantoran Depdiknas Gedung D Lt. 13
Pintu I Senayan, Jakarta 10270
Telp./Faks. : 021 - 57947118
Home page : http://www.jugaguru.com
E-mail : info@jugaguru.com

Informasi lebih lanjut dapat diperoleh di P2PNFI, BP-PNFI, BPKB, dan Dinas Pendidikan Provinsi setempat.

Sayembara Penulisan Naskah Buku Bacaan - Sekolah Dasar Kelas Rendah Tema

“Melalui sayembara penulisan naskah bacaan kita tingkatkan budaya gemar membaca dan menulis peserta didik SD kelas rendah.”

Sayembara ini terbuka untuk umum, baik guru, dosen, siswa, mahasiswa, serta tenaga kependidikan, maupun masyarakat luas.

Materi naskah bacaan dapat berupa fiksi atau nonfiksi, dengan mengacu pada muatan lokal atau mata pelajaran di sekolah dasar, serta dikaitkan dengan pembinaan keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, penanaman nilai-nilai Pancasila, pengembangan IPTEK, atau seni budaya daerah dan nasional.

Penghargaan
10 naskah terbaik pertama, hadiah @Rp20.000.000,-
10 naskah terbaik kedua, hadiah @Rp15.000.000,-
10 naskah terbaik ketiga, hadiah @Rp10.000.000,-

Naskah dikirim paling lambat 31 Juli 2009 (stempel pos) atau diserahkan langsung ke:
Panitia Sayembara Penulisan Naskah Bacaan SD Kelas Rendah
Subdit Pembelajaran, Direktorat Pembinaan TK & SD, Gedung E Depdiknas Lt. 18
Jl. Jend. Sudirman, Senayan, Jakarta 10270

Panduan Teknis Penulisan Naskah Buku Bacaan Sekolah Dasar Kelas Rendah

Info lebih lanjut hubungi
:
Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota
atau
Subdit Pembelajaran, Direktorat Pembinaan TK & SD, Jakarta
Telp. (021) 5725641, 5725989
Faks. (021) 5725637, 5725989
Website: www.ditptksd.go.id
Email: info@ditptksd.go.id

Jumat, 10 Juli 2009

2009 Mendiknas Dorong Intensitas Kejuaraan Robotika

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mendorong intensitas kejuaraan terkait teknologi robotika. Pemerintah, kata Mendiknas, berkomitmen mendukung agenda kontes nasional robot yang digelar setiap tahun.

"Saya sangat berkomitmen betul dengan permasalahan teknologi robotika dan mendorong kejuaraan seperti itu. Pada jenjang pendidikan menengah di bidang Fisika, Kimia, Biologi, dan Matematika kita bisa meraih prestasi puncak dunia kenapa di pendidikan tinggi tidak. Itu (prestasi puncak) ada juga terefleksikan (di pendidikan tinggi). Dampaknya besar sekali pada banyak hal. Salah satunya (yaitu) rasa percaya diri pada bangsa," katanya saat menerima Tim Robotika Indonesia yang diwakili oleh Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Tim berhasil menjadi juara pertama pada The 2009 International Robogames kategori Open Fire Fighting Robot Contest pada 12 - 14 Juni 2009 di Fort Mason, San Fransisco, Amerika Serikat.

Robogames merupakan salah satu ajang kompetisi robot internasional tahunan terbesar yang menyelenggarakan lebih dari 70 kategori pertandingan dan diikuti 25 negara. Ajang ini mendapat predikat "World Largest Robot Competition" dari Guinness Book of Records.

Pada kategori Open Fire Fighting Robot Contest robot harus mampu mencari dan memadamkan api, yang disimulasikan oleh api lilin. Robot harus mencari sumber api di suatu simulasi rumah yang terdiri atas empat ruangan, lorong, dinding, pintu, anak tangga, dan perabotan rumah tangga. Penilaian ditentukan seberapa cepat robot mampu mencari dan memadamkan api tanpa menyentuh dinding dan tanpa dikendalikan oleh manusia.

Robot buatan anak bangsa bernama DU-114 memperoleh nilai sempurna dari tiga trial (ronde) yang dipertandingkan. Dari sebanyak 11 peserta yang sebagian besar dari Amerika hanya empat peserta yang berkinerja seperti itu. Tim Robot Indonesia berhasil meraih semua bonus yang ada. Mampu mengambil mode tersulit yaitu menaiki anak tangga, melewati rintangan, mengatasi gangguan berupa sorotan cahaya matahari, dan suara berisik penonton.

Tim Robot Indonesia juga menyertakan robot kategori berkaki NEXT-116. Walaupun hanya berada di peringkat kelima, tetapi robot ini menjadi satu - satunya robot berkaki yang diperbolehkan panitia untuk bertanding melawan robot - robot lain yang menggunakan roda. Robot ini selain cepat, juga mampu menaiki anak tangga dan hampir mengalahkan lawan - lawannya yang menggunakan roda.

Mendiknas mengatakan, banyak sekali anak - anak muda Indonesia bisa mengukir prestasi dunia. Menurut Mendiknas, ajang kegiatan adu prestasi seperti kontes robot perlu konsisten dilakukan. "Saya mengusulkan kepada Presiden memberikan Anugerah Satya Lancana Wirakarya. Itu (anugerah) hanya diberikan oleh Presiden kepada anak bangsa yang meraih prestasi dunia," katanya.

Mendiknas menyampaikan, pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, tahun 2008 Presiden menganugerahkan sebanyak 117 Satya Lancana Wirakarya di bidang Matematika, sain, teknologi, seni, dan olah raga. "Saya ketika mendapatkan laporan dari Pak Dirjen (Dikti) mengenai kemenangan pada kejuaraan robot dunia tersebut segera melaporkan hal tersebut kepada Presiden dan Presiden sangat mengapresiasi, sangat berterima kasih atas prestasi tersebut," katanya.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Depdiknas Fasli Jalal mengatakan, prestasi yang diraih pada kontes robot internasional ini merupakan suatu prestasi puncak karena sebelumnya pernah menjadi juara pada tingkat Asia Pasifik. Dia mengatakan, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Dikti mulai melebarkan kontes robot menjadi perwakilan regional. "Pada tahun ini lebih dari 220 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta se Indonesia ikut berpartisipasi

Rabu, 08 Juli 2009

Bantuan Dana bagi Penulis Buku (2009)

Guna mendorong penulis supaya lebih termotivasi untuk menulis buku, pemerintah memberikan bantuan dana. Pada 2009, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (Pusbuk Depdiknas) menganggarkan bantuan kepada penulis buku sebanyak Rp.2 milyar untuk 500 judul buku. Upaya ini dilakukan untuk menyediakan buku yang bermutu dan sesuai standar nasional.

Sekretaris Jenderal Depdiknas Dodi Nandika mengatakan, bantuan insentif ini merupakan langkah konkret pemerintah bagi para penulis buku yang memerlukan dana yang dapat digunakan untuk mengumpulkan bahan tulisan dan menulis awal. "Kita sediakan blockgrant subsidi kepada rekan - rekan penulis buku," katanya usai membuka pameran Hari Buku Se Dunia dan Hari Buku Nasional 2009 di Plaza Depdiknas, Jakarta, Jumat (19/06/2009) .

Dodi menyampaikan, bantuan ini tidak hanya dikhususkan untuk menulis buku teks pelajaran, tetapi akan digunakan untuk buku pengayaan. Depdiknas, kata dia, juga membeli dan membantu penerbitan serta pengedaran majalah sastra Horison. "Negara besar seperti ini hanya punya satu majalah sastra yaitu majalah Horison, sedangkan negara kecil lain punya tiga sampai empat," katanya.

Dodi menyebutkan, saat ini perbandingan membaca mencapai 1/3 per siswa per tahun. Menurut dia, kendala yang dialami adalah masalah budaya, kesenangan, minat, dan kendala teknis seperti buku belum tersedia dengan mudah, harganya belum murah, dan di perpustakaan belum tersedia dengan baik. "Daerah terpencil, perbatasan, dan di pulau terluar sulit membeli buku. Toko buku juga jarang di kota - kota kecil di Indonesia," katanya.

Terkait upaya untuk menurunkan harga buku, Pemerintah, kata Dodi, berusaha mulai dengan membuat Undang-Undang Perpustakaan, menyusun Undang - Undang Perbukuan, dan program membeli hak cipta buku. "Sebanyak 400 lebih buku sudah dibeli oleh pemerintah dengan harga cukup mahal miliaran rupiah totalnya. Kemudian, dibagikan hak ciptanya, boleh digandakan, disebarkan, dijualbelikan kepada masyarakat, sehingga teman - teman di daerah terpencil sekarang sudah bisa menggandakan dan mengkopi tanpa harus terkena oleh royalti atau hak cipta itu," katanya.

Kepala Pusat Perbukuan Depdiknas Sugijanto mengatakan, bantuan ini diberikan kepada para penulis buku yang pernah mengajukan penulisan ke Depdiknas, yaitu penulisan buku teks pelajaran yang tidak lulus seleksi. Selain itu, kata dia, bantuan diberikan bagi penulis buku sayembara. "Kita prioritaskan untuk daerah di luar Jawa. Kita berikan bantuan 70 persen untuk luar Jawa dan 30 persen untuk dalam Jawa," katanya.

Sugijanto mengatakan, bantuan dana berupa uang digunakan untuk memperbaiki bahan yang telah diajukan untuk meningkatkan penulisan yang akan datang. Untuk satu buku teks pelajaran, untuk setiap tulisan diberikan bantuan sebanyak Rp.4 juta. Dia mencontohkan, jika satu penulis mengajukan tiga judul akan mendapatkan bantuan sebanyak Rp.12 juta. "Satu penulis bisa dapat (bantuan) tiga tulisan itu

Senin, 06 Juli 2009

UN Paket C 2009 Digelar

Ujian Nasional (UN) Paket C 2009 periode pertama akan digelar mulai besok, Selasa (23/06/2009) sampai dengan Jumat (26/06/2009) , sedangkan UN Paket A dan Paket B akan diselenggarakan pada 1 - 3 Juli 2009. Sementara pada periode kedua tahun 2009 untuk UN Program Paket C dilaksanakan pada 10 - 13 November 2009, sedangkan UN untuk Program Paket A dan B dilaksanakan pada 18 - 20 November 2009.

Hal tersebut disampaikan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (Ka BSNP) Mungin Eddy Wibowo saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, Senin (22/06/2009) .

Mungin menyebutkan, peserta UN berasal dari peserta didik reguler Program Paket A, Paket B, dan Paket C yang mengikuti pembelajaran di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) atau kelompok belajar yang lain. Selain itu, peserta didik yang pindah jalur dari pendidikan formal ke pendidikan nonformal kesetaraan. Dia mencontohkan, siswa yang tadinya duduk di kelas 2 SMP lalu pindah jalur ke program Paket B. "Tetapi(peserta UN) juga bisa (dari) yang tidak lulus UN formal. Dia bisa mengikuti program apakah Paket B atau C, asal dia pindah jalur lebih dulu maka dia terdaftar sebagai peserta ujian program Paket B atau program Paket C," katanya.

Mungin menyebutkan, jumlah peserta ujian program Paket A, Paket B, dan Paket C reguler belum termasuk dari siswa pindah jalur adalah sebanyak 504.598 siswa terdiri atas peserta Paket A sebanyak 22.631 siswa, peserta Paket B sebanyak 235.952 siswa, dan peserta Paket C sebanyak 246.015 siswa.

Adapun mata pelajaran yang diujikan untuk program Paket C IPS meliputi Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Inggris, Sosiologi, Geografi, Bahasa Indonesia, dan Ekonomi, sedangkan untuk program Paket C IPA diujikan Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Inggris, Biologi, Kimia, Bahasa Indonesia, Fisika, dan Matematika.

Sementara program Paket B mengujikan Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam, sedangkan untuk Program Paket A mengujikan Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Indonesia, dan Matematika.

Tempat pelaksanaan UN untuk Program Paket A, B, dan C dilaksanakan si SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK atau tempat lain yang bukan tempat penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.

Mungin menyebutkan, peserta UN untuk Program Paket A, B, dan C dinyatakan lulus jika memiliki nilai rata - rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak tiga mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. "Penyelenggara tingkat kabupaten/kota mengumumkan Daftar Nilai Hasil Ujian Nasional (DNHUN) paling lambat 30 hari terhitung mulai tanggal selesainya pelaksanaan ujian

Sabtu, 04 Juli 2009

Persentase Kelulusan UN 2009 Naik

Persentase kelulusan Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2008/2009 secara nasional mengalami kenaikan. Untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) persentase kelulusan pada tahun 2009 mencapai 94,82 persen naik 2,06 persen dari sebelumnya pada tahun 2008 92,76 persen.

"Rerata nilai ini(UN SMP/MTs) naik 0,46. Pada tahun 2008 nilai reratanya adalah 6,87, sedangkan pada tahun 2009 menjadi 7,33," kata Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (Ka BSNP) Mungin Eddy Wibowo saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, Senin (22/06/2009) .

Mungin menyebutkan, persentase kelulusan jenjang sekolah menengah atas(SMA)/Madrasah Aliyah(MA) pada 2009 mencapai 93,74 persen naik 2,42 persen dari sebelumnya pada tahun 2008 91,32 persen. "Rerata nilai UN SMA/MA naik sebanyak 0,04 dari 7,21 pada tahun 2008 menjadi 7,25 pada tahun 2009," katanya.

Adapun persentase kelulusan jenjang sekolah menengah kejuruan(SMK) pada 2009 mencapai 93,85 persen naik 1,27 persen dari sebelumnya pada tahun 2008 92,58 persen. Mungin menyebutkan, rerata nilai UN SMK naik 0,34 dari 7,10 pada tahun 2008 menjadi 7,44 pada tahun 2009.

Mungin mengatakan, perkembangan UN dari tahun ke tahun UN selalu naik meskipun kriteria kelulusan juga dinaikan. Menurut dia, indikator keberhasilan tergantung pada berbagai macam hal yaitu motivasi belajar dari peserta didik yang meningkat. "Kemudian dukungan dari orangtua dan guru. Tentunya bisa mengupayakan bagaimana agar di dalam menghadapi UN betul - betul dia (siswa) bisa mencapai suatu keberhasilan secara baik," katanya.

Mungin menambahkan, untuk jenjang SMA negeri tingkat kelulusannya 91,36 persen, sedangkan untuk swasta 95,14 persen. Adapun untuk SMP negeri tingkat kelulusan mencapai 94,66 persen, sedangkan SMP swasta mencapai 95,32 persen. "Jadi ini(tingkat kelulusan) memang tentunya menjadi suatu perhatian mengapa swasta lebih tinggi daripada negeri," katanya.
Mungin menyampaikan, BSNP telah menyelenggarakan UN SMA/MA dan SMK pada 20 - 24 April 2009, serta UN SMP/MTs pada 27 - 30 April 2009. Dia menyebutkan, jumlah peserta UN SMA/MA sebanyak 1.517.013 siswa, sedangkan peserta UN SMK sebanyak 706.832 siswa. Adapun jumlah peserta UN SMP/MTs sebanyak 3.437.117 siswa.

Koordinator Penyelenggara UN Djemari Mardapi menambahkan, kenaikan nilai UN terjadi karena ada perbaikan pembelajaran di kelas. Selain itu, kata dia, sosialisasi yang dilakukan lebih awal. "Kisi – kisi (soal) sudah dikirimkan ke daerah. Jadi kisi - kisi itu bisa dikembangkan oleh masing - masing guru," katanya.

Lebih lanjut Djemari mengatakan, sesama guru bahu membahu saling membantu dalam memberikan pembelajaran yang lebih baik. "Guru yang baik bersafari ke guru yang kurang baik," katanya.

Mata pelajaran yang diujikan untuk SMA/MA Program IPA terdiri atas enam mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi. Untuk SMA/MA Program IPS mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. Untuk SMA/MA Program Bahasa mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Sastra Indonesia, Sejarah Budaya/Antropologi, dan bahasa asing (sesuai pilihan).

Adapun mata pelajaran yang diujikan untuk SMK meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan kompetensi keahlian, sedangkan untuk SMP/MTs/SMP Luar Biasa ada empat mata pelajaran yang diujikan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Sementara untuk SMA Luar Biasa mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika

Senin, 29 Juni 2009

120 Tenaga Kependidikan Ikuti Pelatihan Kepemimpinan di Singapura 2009

Sebanyak 120 orang tenaga kependidikan yang terdiri atas para kepala sekolah, pengawas, dan widyaiswara dikirim ke National Institute of Education, Singapura untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan. Selama 10 hari, mulai 23 Juni sampai dengan 5 Juli 2009 mereka akan disiapkan untuk menjadi master trainer. Program ini merupakan kerjasama antara Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Yayasan Temasek, dan National Institute of Education, Singapura.

Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Dirjen PMPTK) Depdiknas Baedhowi mengatakan, upaya meningkatkan tata kelola pendidikan merupakan salah satu program strategis pengembangan pendidikan di Indonesia. Kepala sekolah, kata dia, adalah kunci dan merupakan posisi strategis untuk meningkatkan tata kelola yang baik dan efektif di sekolah. "Tujuan program ini adalah untuk mengurangi gap (kesenjangan) kompetensi para kepala sekolah di Indonesia," katanya pada peluncuran program Educational Leadership Programme for Indonesia di Gedung Depdiknas, Jakarta, Senin (22/06/2009) .

Baedhowi mengatakan, melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi para kepala sekolah untuk memenuhi standar kompetensi kepala sekolah sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.13/2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Dia menyebutkan, mengacu pada peraturan ini, kepala sekolah disyaratkan sedikitnya memiliki lima macam kompetensi, yakni kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan, agar dapat mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang efektif untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik. "Saya yakin program ini akan meningkatkan kualitas sistem pendidikan di Indonesia terutama untuk meningkatkan tata kelola pendidikan yang baik dan efektif," katanya.

Direktur Tenaga Kependidikan Dirjen PMPTK Depdiknas Surya Dharma mengatakan, usai mengikuti pelatihan, para tenaga kependidikan ini akan melatih sebanyak 900 orang di tingkat provinsi. Selanjutnya, kata dia, pelatih di tingkat provinsi akan melatih sebanyak 27.000 kepala sekolah di seluruh Indonesia. "Fokus program ini adalah kepemimpinan di sekolah," katanya.

Principal Officer National Institute of Education (NIE), Singapura Associate Professor Quek Jin Jong mengatakan, kerja sama antara NIE dan Depdiknas telah ada sejak 2007. Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan kerja sama di bidang manajemen kependidikan dan pelatihan kepemimpinan. Dia menyebutkan, program kerja sama pada saat itu dimulai dengan pelatihan bagi sebanyak 115 partisipan dari Indonesia. Menurut dia, pada era ekonomi global yang didorong oleh pengetahuan dan inovasi, kualitas sistem pendidikan tidak pernah lebih penting. "Di Singapura, pemimpin dan guru yang kuat adalah kunci dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang sukses," katanya.

Ketua Yayasan Temasek Goh Geok Khim mengatakan, program ini diselenggarakan untuk mendukung Depdiknas guna meningkatkan kapabilitas pengembangan guru sekolah secara nasional pada tahun 2010. Dia menyebutkan, yayasan Temasek memberikan bantuan sebanyak Rp.5,7 miliar bagi terselenggaranya program ini."Yayasan Temasek juga mendukung program sejenis di Vietnam

Rabu, 17 Juni 2009

Sistem Web Based Pustaka Maya

Sistem web based Pustaka Maya menggunakan GDL Versi 4.2 yang dikembangkan oleh tim ITB. Anda juga dapat mendowload program tersebut dengan melakukan registrasi terlebih dahulu di Sistem Web Based Pustaka Maya http://pustakamaya.diknas.go.id/gdl42/

Untuk dapat mendownload buku yang tersedia di Pustaka Maya, anda harus terdaftar lebih dahulu di Sistem Web Based Pustaka Maya tersebut. Registrasi di Blog ini berbeda dengan registrasi yang ada di http://pustakamaya.diknas.go.id/gdl42/

Pendaftaran di blog ini (http://pustakamaya.diknas.go.id) hanya diperuntukkan bagi konsultan Pustaka Maya setiap lokasi / daerah Dinas Provinsi dan Kabupaten Kota, digunakan agar dapat menjadi kontributor dalam menuliskan info atau melaporkan progres dari Pustaka Maya di daerah masing-masing.

Sedangkan jika Anda ingin melakukan download buku yang sudah melewati verifikasi oleh tim kami, Segera lakukan pendaftaran dengan mengarahkan browser Anda ke http://pustakamaya.diknas.go.id/gdl42/gdl.php?mod=register

Anda langsung dapat mengaktifasi Account anda menggunakan alamat email serta kode verifikasi yang dikirim ke email. Silahkan lakukan Verifikasi Account di http://pustakamaya.diknas.go.id/gdl42/gdl.php?mod=register&op=activate

Tim kami juga akan membantu Anda untuk mengaktifasi account jika terdapat kesulitan. Kami sementara menyeleksi dan akan memperbanyak konten buku yang ada di Sistem Web Based Pustaka Maya (http://pustakamaya.diknas.go.id/gdl42/)

Semoga dengan adanya Pustaka Maya, kita dapat membantu mencerdaskan dan memajukan Anak Bangsa atau yang ingin berkembang.

Salam dari Tim Pustaka Maya

Selamat Datang Ke Perpustakaan Digital BPKLN Depdiknas 2009

Pemerintah akan terus mengembangkan pemanfaatan ICT untuk sistem informasi persekolahan dan pembelajaran termasuk pengembangan e-Learning. Hingga tahun 2009, langkah-langkah yang akan dilakukan adalah : Merancang dan membuat aplikasi database, yang menyimpan dan mengolah data dan informasi persekolahan, manajemen persekolahan, konten-konten pembelajaran; merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis portal, web, multimedia interaktif, yang terdiri atas aplikasi tutorial dan learning tool; mengoptimalkan pemanfaatan TV edukasi sebagai materi pengayaan dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan; implementasi sistem secara bertahap untuk mencapai secara signifikan jumlah SMA dan SMK yang akan memudahkan pemanfaatan untuk manajemen pendidikan dan sekaligus juga pemanfaatan ICT untuk mendukung proses pembelajaran di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2009.
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri melalui Bagian Sistem Informasi mengambil inisiatif untuk bekerjasama dengan pemerintah daerah Bandung dan berbagai pihak ( Unit utama, Ausaid, dll) untuk mengembangkan e-Learning dengan memanfaatkan lokal area network ICT yang ada.

e-Learning adalah proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan memudahkan suatu proses belajar mengajar dimana pelajar sebagai pusatnya serta dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun.

Materi : materi dapat disediakan dalam bentuk modul, adanya soalsoal yang disediakan dan hasil pengerjaannya dapat ditampilkan. Hasil tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur dan pelajar mendapatkan apa yang dibutuhkan.
Komunitas : para pelajar dapat mengembangkan komunitas online untuk memperoleh dukungan dan berbagi informasi yang saling menguntungkan.

Pengajar online : para pengajar selalu online untuk memberikan arahan kepada para pelajar, menjawab pertanyaan dan membantu dalam diskusi.

Kesempatan bekerja sama : Adanya perangkat lunak yang dapat mengatur pertemuan online sehingga belajar dapat dilakukan secara bersamaan atau real time tanpa kendala jarak.

Multimedia : penggunaan teknologi audio dan video dalam penyampaian materi sehingga menarik minat dalam belajar.

Semoga blog yang sederhana ini berguna menyebarluaskan ilmu pengetahun untuk mencerdaskan anak bangsa.

Topics: Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kab. Aceh Barat, Kab. Aceh Barat Daya, Kab. Aceh Besar, Kab. Aceh Jaya, Kab. Aceh Pidie, Kab. Aceh Selatan, Kab. Aceh Singkil, Kab. Aceh Tamiang, Kab. Aceh Tengah, Kab. Aceh Tenggara, Kab. Aceh Timur, Kab. Aceh Utara, Kab. Agam, Kab. Alor, Kab. Asahan, Kab. Asmat, Kab. Badung, Kab. Balangan, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Banggai, Kab. Banggai Kepulauan, Kab. Bangka, Kab. Bangka Barat, Kab. Bangka Selatan, Kab. Bangka Tengah, Kab. Bangkalan, Kab. Bangli, Kab. Banjar, Kab. Banjarnegara, Kab. Bantaeng, Kab. Bantul, Kab. Banyuasin, Kab. Banyumas, Kab. Banyuwangi, Kab. Barito Kuala, Kab. Barito Selatan, Kab. Barito Timur, Kab. Barito Utara, Kab. Barru, Kab. Batang, Kab. Batanghari, Kab. Batu Bara, Kab. Bekasi, Kab. Belitung, Kab. Belitung Timur, Kab. Belu, Kab. Bener Meriah, Kab. Bengkalis, Kab. Bengkayang, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Berau, Kab. Biak Numfor, Kab. Bima, Kab. Bintan, Kab. Bireuen, Kab. Blitar, Kab. Blora, Kab. Boalemo, Kab. Bogor, Kab. Bojonegoro, Kab. Bolaang Mongondow, Kab. Bolaang Mongondow Utara, Kab. Bombana, Kab. Bondowoso, Kab. Bone, Kab. Bone Bolango, Kab. Boven Digoel, Kab. Boyolali, Kab. Brebes, Kab. Buleleng, Kab. Bulukumba, Kab. Bulungan, Kab. Bungo, Kab. Buol, Kab. Buton, Kab. Buton Utara, Kab. Ciamis, Kab. Cianjur, Kab. Cilacap, Kab. Cirebon, Kab. Dairi, Kab. Deli Serdang, Kab. Demak, Kab. Dharmasraya, Kab. Dompu, Kab. Donggala, Kab. Empat Lawang, Kab. Ende, Kab. Enrekang, Kab. Fak Fak, Kab. Flores Timur, Kab. G o w a, Kab. Garut, Kab. Gayo Lues, Kab. Gianyar, Kab. Gorontalo, Kab. Gorontalo Utara, Kab. Gorontalo Utara, Kab. Gresik, Kab. Grobogan, Kab. Gunung Kidul, Kab. Gunung Mas, Kab. Halmahera Barat, Kab. Halmahera Selatan, Kab. Halmahera Tengah, Kab. Halmahera Timur, Kab. Halmahera Utara, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Indragiri Hilir, Kab. Indragiri Hulu, Kab. Indramayu, Kab. Jayapura, Kab. Jayawijaya, Kab. Jember, Kab. Jembrana, Kab. Jeneponto, Kab. Jepara, Kab. Jombang, Kab. Kaimana, Kab. Kampar, Kab. Kapuas, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Karanganyar, Kab. Karangasem, Kab. Karawang, Kab. Karimun, Kab. Katingan, Kab. Kaur, Kab. Kayong Utara, Kab. Kebumen, Kab. Kediri, Kab. Keerom, Kab. Kendal, Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro, Kab. Kepahiang, Kab. Kepulauan Aru, Kab. Kepulauan Mentawai, Kab. Kepulauan Sula, Kab. Kepulauan Talaud, Kab. Kerinci, Kab. Ketapang, Kab. Klaten, Kab. Klungkung, Kab. Kolaka, Kab. Kolaka Utara, Kab. Konawe, Kab. Konawe Selatan, Kab. Konawe Utara, Kab. Kota Baru, Kab. Kotawaringin Barat, Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Kuantan Singingi, Kab. Kudus, Kab. Kulon Progo, Kab. Kuningan, Kab. Kupang, Kab. Kutai Barat, Kab. Kutai Kartanegara, Kab. Kutai Timur, Kab. Labuhan Batu, Kab. Lahat, Kab. Lamandau, Kab. Lamongan, Kab. Lampung Barat, Kab. Lampung Selatan, Kab. Lampung Tengah, Kab. Lampung Timur, Kab. Lampung Utara, Kab. Landak, Kab. Langkat, Kab. Lebak, Kab. Lebong, Kab. Lembata, Kab. Limapuluh Kota, Kab. Lingga, Kab. Lombok Barat, Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok Timur, Kab. Lumajang, Kab. Luwu, Kab. Luwu Timur, Kab. Luwu Utara, Kab. M a r o s, Kab. Madiun, Kab. Magelang, Kab. Magetan, Kab. Majalengka, Kab. Majene, Kab. Malang, Kab. Malinau, Kab. Maluku Tengah, Kab. Maluku Tenggara, Kab. Maluku Tenggara Barat, Kab. Mamasa, Kab. Mamuju, Kab. Mamuju Utara, Kab. Mandailing Natal, Kab. Manggarai, Kab. Manggarai Barat, Kab. Manokwari, Kab. Mappi, Kab. Melawi, Kab. Memberamo Raya, Kab. Merangin, Kab. Merauke, Kab. Mimika, Kab. Minahasa, Kab. Minahasa Selatan, Kab. Minahasa Tenggara, Kab. Minahasa Utara, Kab. Mojokerto, Kab. Morowali, Kab. Muara Enim, Kab. Muaro Jambi, Kab. Mukomuko, Kab. Muna, Kab. Murung Raya, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Musi Rawas, Kab. Nabire, Kab. Nagan Raya, Kab. Nagekeo, Kab. Natuna, Kab. Ngada, Kab. Nganjuk, Kab. Ngawi, Kab. Nias, Kab. Nias Selatan, Kab. Nunukan, Kab. OKU Selatan, Kab. OKU Timur, Kab. Ogan Ilir, Kab. Ogan Komering Ilir, Kab. Ogan Komering Ulu, Kab. Pacitan, Kab. Padang Pariaman, Kab. Pakpak Bharat, Kab. Pamekasan, Kab. Pandeglang, Kab. Pangkajene Kepulauan, Kab. Paniai, Kab. Parigi Moutong, Kab. Pasaman, Kab. Pasaman Barat, Kab. Pasir, Kab. Pasuruan, Kab. Pati, Kab. Pegunungan Bintang, Kab. Pekalongan, Kab. Pelalawan, Kab. Pemalang, Kab. Penajam Paser Utara, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Pidie Jaya, Kab. Pinrang, Kab. Pohuwato, Kab. Polewali Mandar, Kab. Ponorogo, Kab. Pontianak, Kab. Poso, Kab. Probolinggo, Kab. Pulang Pisau, Kab. Pulau Buru, Kab. Puncak Jaya, Kab. Purbalingga, Kab. Purwakarta, Kab. Purworejo, Kab. Raja Ampat, Kab. Rejang Lebong, Kab. Rembang, Kab. Rokan Hilir, Kab. Rokan Hulu, Kab. Rote Ndao, Kab. Sambas, Kab. Samosir, Kab. Sampang, Kab. Sanggau, Kab. Sangihe, Kab. Sarmi, Kab. Sarolangun, Kab. Sawahlunto Sijunjung, Kab. Sekadau, Kab. Selayar, Kab. Seluma, Kab. Semarang, Kab. Seram Bagian Barat, Kab. Seram Bagian Timur, Kab. Serang, Kab. Serdang Berdagai, Kab. Seruyan, Kab. Siak, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Sidoarjo, Kab. Sikka, Kab. Simalungun, Kab. Simeulue, Kab. Sinjai, Kab. Sintang, Kab. Situbondo, Kab. Sleman, Kab. Solok, Kab. Solok Selatan, Kab. Soppeng, Kab. Sorong, Kab. Sorong Selatan, Kab. Sragen, Kab. Subang, Kab. Sukabumi, Kab. Sukamara, Kab. Sukoharjo, Kab. Sumba Barat, Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Sumba Tengah, Kab. Sumba Timur, Kab. Sumbawa, Kab. Sumbawa Barat, Kab. Sumedang, Kab. Sumenep, Kab. Supiori, Kab. Tabalong, Kab. Tabanan, Kab. Takalar, Kab. Tana Toraja, Kab. Tanah Bumbu, Kab. Tanah Datar, Kab. Tanah Karo, Kab. Tanah Laut, Kab. Tangerang, Kab. Tanggamus, Kab. Tanjung Jabung Barat, Kab. Tanjung Jabung Timur, Kab. Tapanuli Selatan, Kab. Tapanuli Tengah, Kab. Tapanuli Utara, Kab. Tapin, Kab. Tasikmalaya, Kab. Tebo, Kab. Tegal, Kab. Teluk Bintuni, Kab. Teluk Wondama, Kab. Temanggung, Kab. Timor Tengah Selatan, Kab. Timor Tengah Utara, Kab. Toba Samosir, Kab. Tojo Una Una, Kab. Toli-Toli, Kab. Tolikara, Kab. Trenggalek, Kab. Tuban, Kab. Tulang Bawang, Kab. Tulungagung, Kab. Wajo, Kab. Wakatobi, Kab. Waropen, Kab. Way Kanan, Kab. Wonogiri, Kab. Wonosobo, Kab. Yahukimo, Kab. Yapen Waropen, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Kota Ambon, Kota Balikpapan, Kota Banda Aceh, Kota Bandar Lampung, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Banjarmasin, Kota Batam, Kota Batu, Kota Bau-bau, Kota Bekasi, Kota Bengkulu, Kota Bima, Kota Binjai, Kota Bitung, Kota Blitar, Kota Bogor, Kota Bontang, Kota Bukit Tinggi, Kota Cilegon, Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Denpasar, Kota Depok, Kota Dumai, Kota Gorontalo, Kota Jambi, Kota Jayapura, Kota Kediri, Kota Kendari, Kota Kotamobagu, Kota Kupang, Kota Langsa, Kota Lhokseumawe, Kota Lubuk Linggau, Kota Madiun, Kota Magelang, Kota Makassar, Kota Malang, Kota Manado, Kota Mataram, Kota Medan, Kota Metro, Kota Mojokerto, Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Padang Sidempuan, Kota Pagar Alam, Kota Palangkaraya, Kota Palembang, Kota Palopo, Kota Palu, Kota Pangkal Pinang, Kota Pare-pare, Kota Pariaman, Kota Pasuruan, Kota Payakumbuh, Kota Pekalongan, Kota Pekanbaru, Kota Pematang Siantar, Kota Pontianak, Kota Prabumulih, Kota Probolinggo, Kota Sabang, Kota Salatiga, Kota Samarinda, Kota Sawahlunto, Kota Semarang, Kota Sibolga, Kota Singkawang, Kota Solok, Kota Sorong, Kota Subulussalam, Kota Sukabumi, Kota Surabaya, Kota Surakarta, Kota Tangerang, Kota Tanjung Balai, Kota Tanjung Pinang, Kota Tarakan, Kota Tasikmalaya, Kota Tebing Tinggi, Kota Tegal, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Kota Tomohon, Kota Yogyakarta, Lampung, Maluku, Maluku Utara, NTB, NTT, Nangroe Aceh Darussalam, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008