Jumat, 18 Desember 2009

ICMI Bertugas Lakukan Transformasi Budaya

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menyampaikan, Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) bertugas untuk melakukan transformasi budaya. ICMI berperan dalam mengubah dari masyarakat 'tidak tahu' atau ignorance society ke masyarakat 'sadar' atau awareness society.

Hal tersebut disampaikan Mendiknas pada Silaturahmi Kerja Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia Orwil Riau Tahun 2009, di Hotel Pangeran Pekanbaru, Riau, Sabtu (5/12/2009).

Mendiknas mengatakan, keanggotaan ICMI berasal dari masyarakat yang memiliki kesadaran dan intelektualitas yang bagus. Potensi itu, kata Mendiknas, memiliki kesempatan yang bagus untuk melakukan transformasi budaya dalam makna luas. "Contoh yang paling gampang (adalah) anti korupsi. Orang sering menyebut korupsi bagian dari budaya. Bagaimana ICMI bisa mengambil peran atau posisi," katanya.

Tugas tersebut, lanjut Mendiknas, tidak hanya tugas ICMI saja, tetapi juga merupakan tugas kelompok masyarakat yang lain. "Yang kita perlukan adalah critical mass (masa kritis), sehingga kalau sudah mencapai critical mass (maka) bisa menggerakkan masyarakat," katanya.

Pada kesempatan tersebut Mendiknas menandatangani sampul Majalah Warta ICMI. Majalah yang akan terbit empat kali setahun ini adalah sebagai media informasi dan komunikasi para anggota ICMI. Mendiknas juga menandatangi sampul buku Jalan yang Lurus karangan Tengku Dahril.

Ketua ICMI Orwil Riau Tengku Dahril mengatakan, program ICMI adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia bangsa. "Untuk meningkatkan kualitas pikir, iman, dan taqwa tentu harus kita tingkatkan kualitas kerja," katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi Riau Wan Syamsir Yus menyampaikan, forum yang diselenggarakan ICMI ini, di samping untuk mempererat silaturahmi, tetapi dari forum ini diharapkan menghasilkan pemikiran yang berguna bagi pembangunan umat. ICMI, kata dia, adalah sebagai wadah perhimpunan cendekiawan muslim untuk beramal, berkreasi, berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam upaya mengangkat harkat kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia dalam rangka pengabdian kepada Allah.

"Sebagai organisasi besar yang mewadahi para cendekiawan yang cemerlang, saya yakin ICMI telah banyak mengukir prestasi melalui peran aktifnya dalam mendukung kebijakan pembangunan baik di tingkat nasional maupun di daerah," kata Wan.

Sementara, Wan menyebutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2009, angka kemiskinan di Provinsi Riau masih mencapai 9,48 persen. Angka ini, kata dia, sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. "Pada 2008 angka kemiskinan 10,63 persen," katanya.

Untuk menekan angka kemiskinan, kata Wan, Pemerintah Daerah Provinsi Riau telah melakukan langkah - langkah atau program yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Diantaranya, kata dia, penguatan modal usaha dalam bentuk pemberdayaan desa, pemberdayaan ekonomi perempuan pedesaan, dan dukungan modal melalui lembaga ekonomi mikro.

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008