Senin, 11 Mei 2009

Indonesia-Perancis Jajagi Kerjasama Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata dan Perhotelan

Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Perancis menjajagi kerjasama pendidikan tinggi bidang pariwisata dan perhotelan. Kerjasama yang akan dijalin diantaranya adalah pertukaran tenaga pengajar, gelar ganda (double degree), serta pendidikan jenjang pascasarjana (S2) dan doktoral (S3). Kerjasama ini difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (ditjen Dikti) Depdiknas, Bagian Kerjasama dan Kebudayaan Besar Perancis, dan CampusFrance Indonesia.

Para perwakilan institusi pendidikan tinggi Perancis mulai 4 - 9 Mei 2009 akan mengunjungi beberapa perguruan tinggi bidang pariwisata dan perhotelan di tiga kota, yakni Jakarta, Bandung, dan Bali.

Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Depdiknas Hendarman menyampaikan, pemerintah akan memfasilitasi perizinan untuk pertukaran tenaga pengajar kepada institusi pendidikan tinggi yang akan saling menjalin kerjasama. "Bentuk kerjasama bisa dalam pertukaran dosen. Mereka akan mengunjungi Universitas Trisakti, Bina Nusantara, dan ke sejumlah universitas di Bandung. Kalau mereka melihat kerjasama ini bagus, ya bisa dipercepat, tergantung mereka," katanya.

Menurut Hendarman, kerjasama dapat dijalin atas pengakuan masing - masing institusi. Dia mencontohkan, untuk gelar ganda, sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.26 Tahun 2007 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi di Indonesia dengan Perguruan Tinggi atau Lembaga Lain di Luar Negeri, harus disepakati persentasi perkuliahan di kedua universitas. Pada pasal 12 ayat 2 disebutkan, untuk memperoleh ijazah, gelar akademik dan/atau vokasi, program studi pada program gelar ganda memiliki kesamaan beban studi paling sedikit 75 persen. "Supaya nanti ada pengakuan dua - duanya. Nah, ini bagus karena mahasiswa kita juga bisa memasuki kompetisi global itu," katanya.

Hendarman mengatakan, pemerintah akan mengirimkan dosen - dosen untuk menempuh pendidikan lebih lanjut. Dia menyebutkan, sesuai dengan Undang-Undang No.14/2005 tentang Guru dan Dosen maka dosen harus berkualifikasi S2. "Dosen kita masih banyak yang S1. Pada 2014 semua dosen minimal sudah S2," katanya.

Atase Kerjasama Ilmiah dan Teknik Perancis Dominique Dubois menyampaikan, bidang turisme memiliki dampak yang besar terhadap perekonomian Perancis. Dia menyebutkan, konsumsi bidang turisme sebanyak Eur 118 milyar per tahun dan sebanyak 35 persen adalah dari luar Perancis. Sementara, lanjut dia, pembelanjaan sektor turis menunjukkan angka positif sebanyak Eur 13 milyar setiap tahun. Penduduk Perancis yang keluar negeri membelanjakan 27 milyar, sedangkan turis yang datang membelanjakan Eur 40 milyar. "Sekitar 80 juta orang berkunjung ke Perancis per tahun. Perancis adalah salah satu tujuan turis di dunia," katanya.

Dominique mengatakan, bisnis di sektor turisme mempekerjakan 850.000 pegawai. Dia menyebutkan, di Perancis terdapat sebanyak 25.000 hotel, 120.000 restoran dengan turn over sebanyak Eur 17 juta. "Di bidang pendidikan terdapat sebanyak 2,2 juta pelajar dan 260.000 diantaranya adalah pelajar asing," katanya.

Dominique menyebutkan, di Perancis terdapat sebanyak 3.500 institusi pendidikan baik negeri maupun swasta. Dia menjelaskan, pelajar asing yang datang ke Perancis diperlakukan tidak seperti orang asing pada umumnya. Mereka, kata dia, memiliki beberapa keuntungan seperti para pelajar Perancis. "Mereka tidak dibebankan sebagai pembayar pajak," katanya.

Dominique menjelaskan, sistem pendidikan di Perancis menganut sistem Eropa yang disebut LMD atau License (setara S1), Master (S2), dan Doctor (S3). Jenjang License, kata dia, ditempuh selama enam semester, empat semester tambahan untuk program master, dan minimum tiga tahun untuk program doctor. "Di Eropa juga terdapat sistem transfer kredit," katanya.

Dominique menekankan dua hal yakni internasionalisasi dan profesionalisme. Dia menyampaikan, dari sisi internasionalisasi, perguruan tinggi di Perancis tidak hanya menarik sebanyak mungkin pelajar asing belajar di Perancis dan memberikan mereka gelar. "Internasionalisasi adalah memberikan keseimbangan yang sama antara pelajar asing dan pelajar Perancis, sehingga keduanya memperoleh keuntungan yang sama. Salah satu menjadikan internasionalisasi adalah dengan menghadirkan pelajar asing. Jadi mereka juga merupakan aset, " katanya.

Sementara, lanjut Dominique, dari sisi profesionalisme, selain dengan melanjutkan pendidikan ke luar negeri, juga memperoleh kesempatan magang selama satu tahun di industri. Penempatan di industri, lanjut dia, merupakan bagian dari kurikulum yang dinilai oleh profesional dan tenaga akademik. "Yang penting juga adalah meningkatnya tenaga profesional seperti manajer hotel. Bidang turism, manajemen hotel, hiburan adalah peluang kerja masa depan," katanya.

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008