Jumat, 18 Desember 2009
Mendiknas : Jadikan Wirausaha sebagai Hobi
"Hobi itu meskipun membayar tidak apa - apa. Seperti orang yang bermain tenis, dia rela untuk membayar lapangan. Karena sudah memasukkan wirausaha sebagai hobi, sehingga tidak mendapatkan keuntungan pun dianggap memberikan keuntungan yang besar," kata Mendiknas pada Workshop Kewirausahaan Perguruan Tinggi di Depdiknas, Jakarta, Kamis (17/12/2009). Mendiknas mencontohkan, pengusaha dan enterpreneur Bob Sadino yang menjadikan wirausaha sebagai hobi.
Mendiknas menyebutkan, terdapat beberapa lapisan dalam masyarakat. Pertama, adalah masyarakat dependen atau tergantung. Dengan melakukan sesuatu hal yang produktif, kata Mendiknas, dapat masuk ke lapisan kedua yaitu masyarakat independen atau mandiri. "Puncaknya adalah interdependen society," katanya.
Menurut Mendiknas, masyarakat yang mandiri konteksnya adalah memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi kalau masuk ke dalam fase interdependensi maka orang lain sangat tergantung pada kita dan sebaliknya. "Kemanfaatan itu baru dirasakan kalau orang lain merasa tergantung pada diri kita," ujarnya.
Pengusaha Bob Sadino menyampaikan, berbeda dengan seorang akademisi yang mempunyai tujuan dan arah, seorang enterpreneur tidak pernah memikirkan tujuan dan arah dia akan melangkah. "Karena orang itu mempunyai tujuan maka dia dipaksa untuk mencapainya. Orang - orang seperti saya belum tentu punya tujuan dan karena tidak punya tujuan maka tidak harus dipaksa," katanya.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Depdiknas Fasli Jalal mengatakan, sejak 2009 bekerjasama dengan Ciputra Foundation telah mengembangkan potensi yang ada di kalangan para pengajar. Dia menyebutkan, melalui kerja sama ini telah melatih lebih kurang 1.500 orang dosen dari 300 perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN/PTS) seluruh Indonesia .
"Ada yang menjadi mata kuliah sendiri ada yang menjadi ko-kurikuler di dalam berbagai mata pelajaran yang terkait, dan juga ada yang menjadi ekstrakurikuler. Jadi dari 300 ribu itu dilakukan upaya - upaya pengembangan kewirausahaan, " katanya.
Sejalan dengan itu, lanjut Fasli, Depdiknas menyediakan blockgrant untuk PTN/PTS sebanyak Rp 8 juta per mahasiswa. Ke depan, kata dia, sebagian dosen akan dikirim ke Amerika selama enam bulan untuk belajar benar bagaimana memfasilitasi proses pendidikan kewirausahaan.
Fasli berharap, jumlah entrepreneur di Indonesia bisa dinaikkan dari 0,18 persen menjadi dua atau tiga persen. "Nah karena itu pusat - pusat kewirausahaan menjadi sangat penting baik untuk dosen, mahasiswa, dan untuk menjangkau masyarakat banyak, sehingga entrepreneurship ini menjadi bagian penting dari warisan bangsa
Tahun Ini Siswa SD Indonesia Panen Medali dalam Lomba Matematika Tingkat Internasional
Jakarta (Mandikdasmen): Tahun 2009 ini, siswa - siswi Sekolah Dasar (SD) Indonesia berhasil mengukir prestasi membanggakan dalam perlombaan bidang Matematika tingkat internasional. Sebanyak 75 medali berhasil mereka raih dari 4 perlombaan. Ke-75 medali ini terdiri dari 13 medali emas, 20 medali perak, 40 medali perunggu, dan 2 medali merit. Bahkan, di antara mereka juga berhasil memperoleh penghargaan sebagai the best exploration.
Adapun keempat perlombaan tingkat internasional itu adalah sebagai berikut; 10TH International World Youth Mathematics Intercity Competition (IWYMIC), di Durban 5 - 10 Juli 2009; 3RD Wizards at Mathematics International Competition (WIZMIC), di Lucknow, 27 Oktober-2 November 2009; 6TH International Mathematics and Science Olympiad for Primary School 2009 (IMSO), di Yogyakarta, 8 - 14 November 2009; dan Philippine International Mathematics Competition, di Iloilo City, 28 November - 2 Desember 2009.
Dari keempat perlombaan di atas, lomba 6TH IMSO juga menggelar lomba bidang ilmu pengetahuan. Dan ternyata, siswa - siswi SD juga berhasil meraih prestasi yang lumayan menggembirakan. Sebanyak 12 medali mereka sabet dalam perlombaan yang digelar di Kota Gudeg, Yogyakarta ini. Ke-12 medali ini terdiri dari 2 medali emas, 3 medali perak, dan 7 medali perunggu, dan the best overall, serta the best theory.
Keberhasilan siswa - siswi SD tersebut, merupakan buah kerja keras Direktorat Pembinaan TK/SD, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, bersama - sama para ahli dan para guru. Kerja keras ini sudah dimulai sejak awal tahun 2009.
Lebih jauh, panen medali di atas juga merupakan bukti bahwa pelaksanaan dua pilar kebijakan pendidikan nasional, yaitu; Pilar Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan, serta Pilar Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan, perlahan - lahan membuahkan hasil yang menggembirakan. Karena selain berhasil memboyong banyak medali, para peraih medali ini ternyata tidak hanya berasal dari pulau Jawa, namun juga ada yang berasal dari Pulau Kalimantan, Sumatera, dan Bali.
Nama - nama siswa yang berhasil mengharumkan Bangsa dan Negara Indonesia di kancah internasional tersebut, adalah sebagai berikut: Daftar Nama Siswa SD Pemenang Lomba Matematika Tingkat Internasional 2009.
ITB Borong Gelar OSN-PTI
Pemenang bidang Fisika semua diraih oleh mahasiswa ITB. Pemenang pertama adalah Andhika Putra, pemenang kedua Firmansyah Khasim, dan pemenang ketiga Radius Nagassa, SSD. Para mahasiswa ITB juga memborong semua penghargaan untuk bidang Kimia. Pemenang pertama adalah Boanerges Thendi Surya, pemenang kedua Citra Deliana, dan pemenang ketiga Aulia Sukma.
Sementara, untuk bidang Matematika dua mahasiswa ITB menjadi pemenang pertama dan kedua. Pemenang pertama adalah R. Akbar, W.K dan pemenang kedua adalah Hendra H.C, sedangkan pemenang ketiga diraih oleh mahasiswa Universitas Indonesia, Ahmad Maimun.
"Hari ini kita menghasilkan, menghadiri, mendampingi, dan memberikan ucapan selamat kepada adik - adik kita yang ikut membangun budaya penelitian dan budaya mengembangkan ilmu pengetahuan baru," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh pada acara malam penganugerahan pemenang OSN-PTI 2009 di Depdiknas, Jakarta, Rabu (9/12/2009).
Para pemenang berhak mendapatkan hadiah. Pemenang pertama, kedua, dan ketiga masing - masing mendapatkan hadiah Rp 7,5 juta, Rp 5 juta, dan Rp 2,5 juta. Tambahan hadiah Rp 10 juta diberikan kepada pemenang terbaik dari babak grand final.
Untuk perguruan tinggi asal peserta grand final mendapatkan dana pembinaan dari PT.Pertamina. Pemenang pertama mendapatkan Rp 100 juta, pemenang kedua Rp 75 juta, dan pemenang ketiga Rp 50 juta.
Ketua Tim Pelaksana Teknis Abdul Haris mengatakan, materi soal yang diujikan kepada peserta adalah standar untuk masuk ke jenjang S3. Peserta, kata dia, diminta menyelesaikan soal dengan membuat problem statement, kemudian memprediksi jawaban melalui observasi dan terakhir membuat suatu kesimpulan yang dipaparkan pada babak semifinal dan final. "Jadi di sini sangat dibutuhkan peran perguruan tinggi untuk membina mahasiswa," katanya.
Pada even tahunan yang diselenggarakan untuk kedua kalinya ini diikuti oleh sebanyak 8.000 mahasiswa dari puluhan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Abdul mengatakan, melalui seleksi tingkat daerah terpilih 99 peserta lalu diseleksi lagi menjadi 27 peserta dan menghasilkan sembilan peserta babak grand final. "Ajang tingkat nasional ini akan diangkat ke level internasional. Kita sudah melakukan penjajagan untuk tingkat regional," katanya.
Haris berharap, melalui OSN-PTI terjadi peningkatan kualitas mahasiswa, dosen, dan universitas. Mendapatkan inovasi baru dari bidang Matematika, Fisika, dan Kimia untuk bisnis ke depan. "Yang terakhir terbangun semangat nasionalisme," katanya.
ICMI Bertugas Lakukan Transformasi Budaya
Hal tersebut disampaikan Mendiknas pada Silaturahmi Kerja Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia Orwil Riau Tahun 2009, di Hotel Pangeran Pekanbaru, Riau, Sabtu (5/12/2009).
Mendiknas mengatakan, keanggotaan ICMI berasal dari masyarakat yang memiliki kesadaran dan intelektualitas yang bagus. Potensi itu, kata Mendiknas, memiliki kesempatan yang bagus untuk melakukan transformasi budaya dalam makna luas. "Contoh yang paling gampang (adalah) anti korupsi. Orang sering menyebut korupsi bagian dari budaya. Bagaimana ICMI bisa mengambil peran atau posisi," katanya.
Tugas tersebut, lanjut Mendiknas, tidak hanya tugas ICMI saja, tetapi juga merupakan tugas kelompok masyarakat yang lain. "Yang kita perlukan adalah critical mass (masa kritis), sehingga kalau sudah mencapai critical mass (maka) bisa menggerakkan masyarakat," katanya.
Pada kesempatan tersebut Mendiknas menandatangani sampul Majalah Warta ICMI. Majalah yang akan terbit empat kali setahun ini adalah sebagai media informasi dan komunikasi para anggota ICMI. Mendiknas juga menandatangi sampul buku Jalan yang Lurus karangan Tengku Dahril.
Ketua ICMI Orwil Riau Tengku Dahril mengatakan, program ICMI adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia bangsa. "Untuk meningkatkan kualitas pikir, iman, dan taqwa tentu harus kita tingkatkan kualitas kerja," katanya.
Sekretaris Daerah Provinsi Riau Wan Syamsir Yus menyampaikan, forum yang diselenggarakan ICMI ini, di samping untuk mempererat silaturahmi, tetapi dari forum ini diharapkan menghasilkan pemikiran yang berguna bagi pembangunan umat. ICMI, kata dia, adalah sebagai wadah perhimpunan cendekiawan muslim untuk beramal, berkreasi, berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam upaya mengangkat harkat kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia dalam rangka pengabdian kepada Allah.
"Sebagai organisasi besar yang mewadahi para cendekiawan yang cemerlang, saya yakin ICMI telah banyak mengukir prestasi melalui peran aktifnya dalam mendukung kebijakan pembangunan baik di tingkat nasional maupun di daerah," kata Wan.
Sementara, Wan menyebutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2009, angka kemiskinan di Provinsi Riau masih mencapai 9,48 persen. Angka ini, kata dia, sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. "Pada 2008 angka kemiskinan 10,63 persen," katanya.
Untuk menekan angka kemiskinan, kata Wan, Pemerintah Daerah Provinsi Riau telah melakukan langkah - langkah atau program yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Diantaranya, kata dia, penguatan modal usaha dalam bentuk pemberdayaan desa, pemberdayaan ekonomi perempuan pedesaan, dan dukungan modal melalui lembaga ekonomi mikro.
Tambahan Penghasil bagi Guru PNS yang Belum Mendapatkan Tunjangan Profesi
"Dengan keluarnya peraturan presiden itu, syukur Alhamdulillah penghasilan guru terendah dapat mencapai sekurang - kurangnya 2.000.000 rupiah per bulan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2009 dan HUT Ke-64 PGRI di Stadion Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (1/12/2009).
Presiden menyebutkan saat ini terdapat sekitar 2,1 juta guru di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan sekitar 400.000 guru di lingkungan Departemen Agama yang belum mendapatkan tunjangan sertifikasi. Kebijakan pemberian tambahan penghasilan ini, kata Presiden, adalah sebagai penghargaan pemerintah terhadap profesi guru dan tindak lanjut dari pidato kenegaraan yang disampaikan di depan Sidang Paripurna DPR RI pada 15 Agustus 2009 yang lalu.
Presiden mengatakan, sebagian dari anggaran pendidikan yang besar di tahun 2009 telah dialokasikan antara lain untuk mengangkat martabat guru dan dosen, meningkatkan kompetensi guru dan dosen, memajukan profesi, memberikan perlindungan hukum dan profesi, serta untuk perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja para guru. "Anggaran yang besar itu juga telah dialokasikan untuk mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antar daerah dari segi jumlah, mutu, kualifikasi akademik, dan juga kompetensi," katanya.
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan guru, pemerintah telah memberikan berbagai tunjangan. Presiden menyebutkan, hingga saat ini pemerintah telah membayarkan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok kepada lebih dari 350.000 orang guru. "Pada 2009 ini, pemerintah juga telah menetapkan sasaran pemberian subsidi tunjangan fungsional kepada sekitar 478.000 orang guru bukan PNS," katanya.
Presiden menyebutkan, pemerintah juga telah memberikan bantuan kesejahteraan kepada lebih dari 30.000 orang guru yang bertugas di daerah terpencil. "Ke depan, pemerintah bertekad untuk melanjutkan berbagai upaya dalam pengembangan profesi guru agar dapat meningkatkan empat dimensi pendidikan yaitu pendidikan berdimensi keimanan, keilmuan, keterampilan, dan pengembangan kepribadian," katanya.
Presiden menambahkan, pemerintah juga memberikan perhatian yang besar pada upaya peningkatan kualifikasi bagi para guru setara S1 dan D4 dengan cara memberikan beasiswa. "Insya Allah dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama guru kita telah memenuhi semua sertifikasi pendidik sesuai dengan peraturan perundang - undangan. Kehadiran para guru dan dosen yang makin profesional Insya Allah akan mengakselerasi terbentuknya masyarakat yang maju di negeri kita," ujarnya.***
Selasa, 01 Desember 2009
Workshop Pendidikan Kewirausahaan di SMK
Gedung A lt.3 Depdiknas, Jakarta, Senin (30/11/2009) sore.
Dalam sambutannya, Mendiknas mengatakan, “syarat untuk menjadi seorang entrepreneur haruslah tahan banting menghadapi berbagai macam persoalan. Agar bisa tahan banting maka seseorang harus dapat memenej diri dengan potensi kemampuan psikologis yang dimilikinya. "Kalau syarat ini saja tidak dipenuhi tidak akan bisa jadi
entrepreneur, syarat yang paling pokok tahan banting. Kalau belum dibanting saja sudah pecah tidak usah jadi entrepreneur, " katanya.
Hadir pada acara Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Mandikdasmen) Depdiknas Suyanto, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Dir.PSMK) Joko Sutrisno, pengusaha Bob Sadino, pakar marketing Hermawan Kartajaya, dan 159 Kepala SMK se Indonesia.
"seorang entrepreneur harus memiliki pola pikir yang terbuka. Orang itu harus mampu melihat di luar dari dirinya. Kemampuan lain yang harus dimiliki, kata Mendiknas, adalah berpikir secara fleksibel. "Fleksibel itu
bukan berarti lepas dari jalur. Tidak akan keluar dari jalur, tetap di jalur," katanya.
Untuk lebih sempurna lagi, lanjut Mendiknas, seorang entrepreneur harus dibekali dengan kemampuan teknis. Dia mencontohkan, jika seseorang ingin mengembangkan wirausaha di bidang elektronika maka minimal dia paham tentang prinsip-prinsip elektronika. Jika seseorang ingin mengembangkan wirausaha di bidang agro maka dia pun juga
harus mengetahui prinsip-prinsip agro. "Intinya ada minimum teknical skill yang terkait dengan lingkup yang mau dikembangkan kewirausahaannya itu," katanya.
Mendiknas menambahkan, seorang entrepreneur bukan untuk memenuhi dirinya sendirinya semata. Wirausaha, kata Mendiknas, pasti ada interaksi dengan masyarakat luar dan ada interaksi dengan dunia disiplin yang berbeda. "Tidak ada ceritanya seorang itu dikatakan wirausahawan entrepreneur kelas dunia, tapi dia membuat sendiri, dipakai-pakai sendiri. Itu bukan tipe wirausaha," ujarnya.
Mendiknas mengemukakan, kebijakan pendidikan baik yang tertuang di dalam program 100 hari kerja Depdiknas maupun Rencana Strategis (Renstra) lima tahun ke depan memberikan ruang untuk pendidikan yang mampu mendorong kewirausahaan. "Itu adalah sesuatu hasil introspeksi dan refleksi dari sekian panjang perjalanan dunia pendidikan kita. Ternyata ada slot yang belum tergarap, sehingga sayang slot itu
(kewirausahaan) kalau tidak digarap dengan baik," katanya.
Dirjen Mandikdasmen Depdiknas Suyanto melaporkan, pada workshop yang akan diselenggarakan selama tiga hari ini membahas berbagai penajaman program implementasi kewirausahaan di SMK agar seperti yang diprogramkan oleh Presiden yaitu tercapai kesinambungan relevansi antara pendidikan dengan dunia kerja. "Workshop kewirausahaan ini bertujuan untuk mendiseminasikan berbagai peraturan baru yang berkaitan dengan program kewirausahaan SMK dan
menggalang kemitraan dengan industri dan juga berbagai informasi antara kepala SMK tentang pengembangan kewirausahaan, " katanya.
Pakar marketing Hermawan Kartajaya memandang tepat jika kewirausahaan itu dikembangkan di SMK. Lulusan SMK, kata dia, setelah lulus maka dia bisa langsung bekerja dan jadi entrepreneur atau dapat juga melanjutkan ke jenjang sarjana (S1). "SMK itu harusnya lebih advanced," katanya.
Selain kewirausahaan, lanjut Hermawan, siswa SMK juga perlu dibekali dengan kemampuan marketing. "Entrepreneurship itu semangatnya, marketing itu strateginya, " katanya.
Kerjasama CIMB Niaga Dengan Depdiknas Dalam Bidang Pendidikan
dan penyerahan sertifikat beasiswa unggulan CIMB Niaga kepada 40 lulusan SMA di gedung D lt.18 Depdiknas, Jakarta, pada Rabu (5/11). Acara ini dihadiri oleh Lydia Wulan Tumbelaka, Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga dan Prof. Dr. Dodi Nandika, Sekretariat Jenderal Depdiknas.
Program beasiswa ini merupakan program kerjasama CIMB dan Depdiknas dalam memberikan bantuan pendidikan kepada lulusan SMA yang berprestasi namun kurang mampu dari sisi finansial di seluruh Indonesia, untuk melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan jenjang Strata satu di berbagai Universitas Negeri di Tanah Air.
Dalam Sambutannya, Lydia Wulan Tumbelaka selaku Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga mengatakan "Kami mendukung sepenuhnya upaya pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan memfokuskan bidang pendidikan dalam kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) CIMB Niaga". Program ini diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat universitas, bagi penerima beasiswa juga diberikan kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Eksekutif (PPE) sebagai syarat menjadi karyawan CIMB Niaga.
Bagi Depdiknas yang telah menjalankan Program Beasiswa Unggulan ini sejak 2006, kerjasama ini merupakan bagian dari pengembangan program dan pertama kalinya dilaksanakan bekerjasama dengan institusi swasta. Sedangkan bagi CIMB Niaga yang juga telah melaksanakan program beasiswa sejenis sejak 2006, kerjasama ini juga merupakan pengembangan program yang bermanfaat untuk memberikan akses kepada lebih banyak pelajar berprestasi. Kolaborasi program ini diluncurkan dengan nama "Program Beasiswa Unggulan CIMB Niaga".
Dodi Nandika mengatakan bahwa pada masa depan diharapkan beasiswa tidak hanya terbatas untuk siswa yang akan melanjutkan studi kejenjang S1, tapi juga untuk mahasiswa yang ingin melanjutkan studi kejenjang hingga S2 maupun S3.
Dengan adanya program beasiswa unggulan ini diharapkan juga ada beasiswa diberikan bagi siswa terbaik yang ingin menjadi guru, karena dalam kurun waktu lima tahun ke depan akan ada sekitar 700.000 guru yang pensiun, menurut Dr.R. Sartono, MBA, Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri.
Program Beasiswa Unggulan CIMB Niaga yang kerjasamanya telah dikukuhkan melalui penanda tanganan Nota Kesepakatan pada tanggal 11 Mei 2009 di Depdiknas yang disaksikan oleh menteri Pendidikan nasional RI dan Presiden Direktur CIMB Niaga ini, merupakan program yang sangat menarik. Lulusan SMA yang mengikuti seleksi adalah pelajar unggulan karena selain memiliki nilai akademis yang baik juga memiliki prestasi gemilang di tingkat nasional dan internasional baik dibidang Sains, Olah Raga, Seni maupun Sosial.
Pada acara ini, Okky Rusmaningsih, Salah seorang penerima yang berhasil diterima di jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada (UGM) merespon positif program beasiswa ini. "Kami sangat gembira dan beruntung memperoleh beasiswa ini"katanya. "Selain tidak kesulitan membayar biaya pendidikan, kami juga memperoleh biaya hidup, biaya pengembangan diri dan laptop untuk menunjang kegiatan belajar dan semoga kami dapat memberikan yang terbaik dengan mempertahankan prestasi melalui pencapaian nilai akademis yang baik"tambahnya.
Tingkatkan Kesehatan Jasmani dan Rohani Melalui Porseni
(Ditjen PMPTK), Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyelenggarakan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Guru tingkat nasional yang berlangsung mulai 19-25 November 2009, di Komplek SMA Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta.
Porseni Guru 2009 yang bertemakan "Porseni Guru 2009 sebagai Upaya Mewujudkan Guru yang Profesionalisme dan Bermartabat", dibuka langsung oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, pada jumat, (20/11) kemarin.
Diselenggarakannya Porseni Guru tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani guru sebagai salah satu upaya guru untuk meningkatkan profesionalitasnya. Disamping itu, untuk menjalin persahabatan dan silahturahmi antarguru agar terjadi kepahaman yang sama mengenai pentingnya nilai-nilai dalam olahraga dan seni serta meningkatkan sportifitas dan kecintaan guru terhadap olahraga dan seni.
Dalam sambutannya, Mendiknas mengatakan bahwa "Sehat dan cerdas adalah modal paling mahal dan sangat menentukan masa depan bangsa".
Mendiknas juga menyampaikan, nasib bangsa ini tergantung dari anak-anak muda. Karena mereka yang akan menentukan dan mewarisi masa depan bangsa. "Anak-anak muda ini bisa baik dan tidak baik sangat tergantung dari ibu dan bapak guru. Artinya, sebenarnya yang menentukan masa depan bangsa ini tidak ada lagi kecuali para guru," katanya.
Disamping itu, Mendiknas juga meminta kepada para guru yang mengikuti Porseni Guru 2009 agar bersikap sportif. "Oleh karena itu, tanamkan betul seperti janji atlet dan wasit tadi, karena sportif itu dalam bahasa yang sederhana adalah mengikuti aturan," kata Mendiknas.
Porseni Guru tahun 2009 ini, diikuti oleh para guru sekolah negeri maupun swasta yang masih aktif pada setiap tingkatan, jenis dan jenjang pendidikan, dengan Jumlah 240 atlet dan 40 official, yang terdiri atas para pemenang di tingkat regional. Porseni Guru akan mempertandingkan tiga cabang olahraga, yaitu Bola Voli, Bulu Tangkis, dan Tenis Meja.
Dalam pelaksanaan pertandingan dibagi dalam dua bagian. Pertama pertandingan regional di daerah. Kedua, pertandingan tingkat regional yang dibagi dalam delapan region yaitu, region 1 di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat diikuti dari Provinsi Sumatera Barat, NAD, dan Bangka Belitung; region 2 di LPMP Jambi diikuti Provinsi Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan; region 3 di LPMP Jawa Barat diikuti Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Lampung; region 4 di LPMP Jawa Tengah diikuti Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Selanjutnya, region 5 di LPMP NTB diikuti Provinsi NTB, NTT, dan Provinsi Bali; region 6 di LPMP Kalimantan Tengah diikuti Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan; region 7 di LPMP Sulawesi Selatan diikuti Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Gorontalo; dan region 8 di LPMP Maluku Utara diikuti Provinsi Maluku Utara, Maluku dan Papua. Para pemenang dari tiap-tiap region akan dikirim bertanding ke jakarta.
Acara penutupan Porseni Guru 2009 dan penyerahan piala/medali diselenggarakan bertepatan dengan Hari Guru Nasional dan HUT ke-64 PGRI, pada 25 november 2009 di Auditorium Gedung D Lantai 18, Depdiknas, Senayan, Jakarta. (AND) -Sidiknas-